Intip Cara Pertamina Kejar Proyek Pembangunan Kilang
- Dok. Pertamina
VIVA – Pertamina terus melakukan terobosan mempercepat pembangunan kilang guna menjadi negara swasembada energi. Proyek Refinery Development Master Plan atau RDMP dan Grass Roof Refinery atau GRR menjadi kunci Indonesia mampu memenuhi kebutuhan BBM dari kilang sendiri tanpa ketergantungan impor.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Ignatius Talullembang mengatakan, proyek RDMP dan GRR akan meningkatkan kapasitas kilang terpasang menjadi dua kali lipat dari satu juta barrel pada saat ini, menjadi dua juta barrel.
Untuk itu, lanjut dia, dengan peningkatan signifikan, maka seluruh kebutuhan BBM di dalam negeri bisa dipenuhi oleh kilang sendiri tanpa melirik kebutuhan dari impor.
“Pertamina melakukan sejumlah akselerasi agar proyek yang ditetapkan Presiden sebagai proyek strategis nasional ini, bisa segera terwujud. Inilah impian besar kita dalam membangun ketahanan dan sekaligus kemandirian energi,” ujar Ignatius, dalam keterangan tertulisnya, Kamis 7 November 2019.
Pertamina, kata Ignatius, telah melakukan berbagai akselerasi yang terintegrasi, sehingga target-target pelaksanaan proyek bisa terlaksana tepat waktu atau bahkan lebih cepat dari jadwal yang ditetapkan.
Proyek RDMP Balongan pun sudah menerapkan dual feed competition sehingga realisasi proyek selesai satu tahun lebih cepat dari jadwal. Studi kelayakan RMDP Balongan tahap I sudah dilakukan dan dilanjutkan dengan penetapan dan pengadaan lahan. Lalu tahap II, sedang dilakukan studi kelayakan.
Sedangkan untuk Kilang Balikpapan, kini sudah masuk tahap konstruksi dengan dilakukannya penandatanganan akta pendirian PT Kilang Pertamina Balikpapan pada 7 Mei 2019.
Sementara itu, Kilang Cilacap, setelah selesai Proyek PLBC, kini RDMP Cilacap sedang dalam tahap penyelesaian valuasi bersama Saudi Aramco. RDMP Dumai dalam tahap negosiasi dengan partner dari Timur Tengah.
Sementara itu, GRR Tuban sudah selesai dengan proses pengadaan lahan dan sedang dalam proses pembayaran. Pertamina dan Rosneft, bahkan telah menandatangani kontrak desain Kilang Tuban dengan kontraktor terpilih pada 28 Oktober kemarin. Saat ini, telah dimulai pelaksanaan Basic Engineering Design (BED) dan FrontEnd Engineering Design (FEED).
Di GRR Bontang, kemitraan dengan OOG sudah ditandatangani pada Desember 2018. Izin prinsip lokasi dari Gubernur Kalimantan Timur, sudah diterbitkan dan saat ini sedang dalam proses pelaksanaan studi dan review dokumen Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW).
“Pertamina menyampaikan terima kasih atas dukungan dari berbagai pemangku kepentingan sehingga megaproyek bisa berjalan dengan baik. Dukungan yang terus menerus dari Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah, menjadi kekuatan tersendiri bagi Pertamina untuk menuntaskan tugas bersejarah ini,” ujar Ignatius.