Perang Dagang AS-China Tak Berefek, Pendapatan Alibaba Masih Tokcer
- wartaekonomi
Warta Ekonomi.co.id, Surakarta – Alibaba membukukan peningkatan penjualan senilai 40% pada kuartal III 2019 di tengah ketidakpastian perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China, serta pertumbuhan PDB China yang hanya mencapai 6% yoy, terendah dalam 30 tahun.
Pendapatannya juga lebih baik dari perkiraan, senilai US$16,7 miliar, meningkat 40% dari tahun sebelumnya. Sementara, laba bersihnya meningkat tiga kali lipat menjadi US$9,9 juta.
"(Laba bersih) utamanya berasal dari keuntungan satu kali dari akuisisi ekuitas di afiliasi Ant Financial pada Seotember awal," kata perusahaan, dikutip dari KrAsia, Rabu (6/11/2019).
Ini merupakan laporan pendapatan pertama sejak Daniel Zhang menggantikan posisi Jack Ma sebagai perusahaan tersebut, mengindikasikan sinyal optimis ke pasar.
Dengan 785 juta pengguna aktif bulanan seluler, pasar daring Alibaba, Taobao, Tmall, Freshippo, dan unit logistik Cainiao Network masih jadi pendorong utama keuntungan perusahaan itu. "Bisnis internasional juga berkontribusi terhadap momentum pertumbuhan yang kuat," tambah perusahaan.
EBITA yang disesuaikan dari segmen ini naik 29% YoY menjadi USD 5,4 miliar, menyumbang hampir 40?ri keseluruhan pendapatan kuartal ini. Angka itu sedikit mengimbangi kerugian Alibaba dalam bisnis baru (komputasi awan), media digital, dan unit hiburan.
CEO Alibaba menekankan pentingnya strategi bisnis yang dihadapi perusahaan selama panggilan pendapatan, menyiratkan kalau mereka akan terus berinvestasi dalam big data dan teknologi komputasi awan.
“Kami mengidentifikasi dan melaksanakan inisiatif baru untuk mengubah pengguna dari pasar ritel China kami menjadi pengguna layanan lokal kami dan platform hiburan digital,” kata Zhang.
Perayaan belanja 11 November mendatang jadi momen penting bagi Alibaba dan para pemain lain di China. Tahun lalu, Tmall mencapai rekor volume barang dagangan bruto senilai 213,5 miliar renmibi (USD 30,5 miliar) pada perayaan itu, menunjukkan peningkatan 27% yoy, sedangkan JD.com menjual barang-barang senilai 159,8 miliar renmibi (USD 22,5 miliar).