Ibu Kota Negara Pindah, Begini Nasib Sektor Properti Jakarta
- ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
VIVA – Wacana pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, menimbulkan sejumlah pertanyaan terkait bagaimana dampaknya bagi sektor bisnis dan perekonomian nasional.
Country Manager Rumah123.com, Maria Herawati Manik menilai, dalam sektor properti, pemindahan ibu kota itu diyakini tidak akan berdampak secara signifikan dan negatif bagi kondisi sektor properti, khususnya di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
"Jakarta saat ini kan masih ibu kota kita ya, jadi kalau saya bilang sih sektor properti tidak akan lesu untuk di Jakarta dan sekitarnya," kata Maria di kawasan Kasablanka, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu 6 November 2019.
Maria menilai, pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Penajam Paser Utara itu tidak akan berdampak negatif ke sektor properti nasional.
Hal itu menurutnya dapat dilihat dari sejumlah contoh pemindahan ibu kota yang dilakukan beberapa negara, seperti misalnya Australia dan Malaysia.
Karena seperti kita tahu ibu kota di Indonesia yang tadinya di Jakarta lalu dipindahkan ke Kalimantan mungkin kita bisa melihat kasus serupa di negara lain.
"Misalnya seperti Australia di mana ibukotanya pindah dari Sydney ke Canberra, lalu seperti di Malaysia, apakah industri dan semua pola transaksi ekonomi yang terjadi usai pemindahan ibu kota itu akan melesu? Tidak," kata Maria.
"Jadi saya rasa pemindahan ibu kota itu tidak akan membawa dampak pada sektor properti maupun sektor bisnis lainnya di pusat pusat perkantoran," ujar Maria.
Terlebih, Maria juga sangat meyakini bahwa apabila nantinya Jakarta sudah tidak lagi menjadi ibukota negara, namun predikat sebagai pusat bisnis dan geliat perekonomian pun tentunya tidak akan berganti begitu saja.
"Saya rasa semua transaksi bisnis masih akan terjadi di kota-kota besar di Indonesia, selain di ibu kota baru yakni di Penajam Paser Utara nanti. Karena di sana nanti hanya akan jadi fokus pemerintahan saja sih menurut saya," ujarnya.