Kecintaan Orang Jerman pada Budaya Jawa
- dw
Ia sempat berpikir bahwa disertasinya tidak akan selesai. Tapi berkat dukungan teman-teman ia kembali bangkit – seperti inti kisah Panji. Ia meneruskan usahanya meski menghadapi rintangan.
Suatu hari Lydia mendapatkan tawaran dari Universitas Sydney. Ia juga berkenalan dengan Profesor Adrian Vickers, peneliti Panji di Bali. ‘‘Kami berkenalan dan dia mendukung…terus dia mengurusi saya dapat beasiswa di sana. Akhirnya saya 2,5 tahun di sana bisa konsentrasi hanya pada itu saja. Maka itu saya berhasil," ceritanya.
Berbagi ilmu untuk orang Jerman dan Indonesia
Tidak hanya meneliti, Lydia juga menyalurkan pengetahuannya tentang Jawa baik di terhadap orang Jerman maupun Indonesia. Di Goethe Universität Frankfurt, ia pernah mengajar Bahasa Indonesia dan seminar tentang Indonesia, khususnya Jawa, selama lima tahun. Selain itu ia juga bekerja sebagai dosen lepas di Universitas Bonn.
‘‘Selalu tentang budaya Indonesia atau Jawa termasuk Panji, termasuk museologi, termasuk kesenian…ada kesenian macam-macam. Pokoknya selalu ada kaitan dengan cultural heritage, warisan budaya," jelasnya.
Ketika ditanya tentang antusiasme mahasiswa Jerman, ia bercerita bahwa mereka sangat tertarik dan aktif mengambil inisiatif untuk membuat makalah atau presentasi. Hal itu membuatnya kagum terhadap para mahasiswa. "Ternyata ya mereka juga, gimana ya, merasakan antusiasme saya, jadi seperti mereka ketularan,” tuturnya sambil tertawa.
Namun menjelaskan dan menceritakan budaya Indonesia kepada orang Indonesia tentu menjadi hal yang sedikit aneh baginya. "Kalau di Indonesia…Saya dulu sering merasa malu, bagaimana saya sebagai orang asing kasih tahu tentang budaya Jawa sendiri… Maka itu saya sering ah malah menolak waktu saya ditawarkan,” jelasnya.