Markus Villig, Mahasiswa Dropout yang Jadi Miliarder Unicorn Termuda

CEO Bolt, Markus Villig
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Nama Markus Villig memang masih asing di telinga alias belum banyak yang tahu. Namun, kiprahnya di dunia bisnis tak bisa dipandang sebelah mata. Pria Kelahiran 1993 ini berhasil menjadi pendiri unicorn atau perusahaan dengan valuasi mencapai satu miliar dolar AS. 

10 Cara Menemukan Inspirasi Bisnis yang Potensial dan Kreatif!

Dilansir dari CNBC, Villig sudah tahu keinginannya untuk memulai sebuah perusahaan teknologi ketika berusia 12 tahun. Pada usia 19 tahun, Villig pun keluar dari perguruan tinggi setelah hanya satu semester belajar ilmu komputer di Universitas Tartu, di Estonia. Ketika itu aplikasi jasa transportasi, Taxify atau sekarang dikenal sebagai Bolt, mulai diluncurkan. 

Hanya dalam enam tahun, pria yang kini berusia 25 tahun itu adalah pendiri termuda dari perusahaan bernilai miliaran dolar di Eropa yang menjadi pesaing berat Uber. Aplikasinya tersedia di 100 kota di 30 negara, dengan 25 juta pelanggan yang menggunakannya dan 500.000 pengemudi.

Berawal dari Dropship, Gamer Ini Punya Rental Mobil dan Beberapa Vila Miliaran di Bali

Villig memulai bisnis dengan pinjaman 5.000 euro (US$5.565) dari keluarganya untuk membangun prototipe aplikasi, saat libur musim panas setelah lulus dari sekolah menengah.

Dia terinspirasi oleh Skype, yang didirikan di negara asalnya Estonia pada tahun 2004, yang menunjukkan bisnis teknologi "dapat diluncurkan dari mana saja."

Dari Kurir Paket Kini Jadi Influencer, Pria Ini Sukses Bisnis Laundry dan Jasa Pembuatan Website

"Saya menyadari bahwa teknologi adalah salah satu industri di mana Anda dapat memiliki pengaruh besar dalam kenyataan, bahwa Anda dapat mencapai hal-hal besar dengan tim yang sangat kecil," katanya dikutip Senin 4 November 2019. 

Bahkan ketika minat pada aplikasi mulai meningkat, Villig mengatakan dia tetap disiplin dengan biaya bisnis dengan menghindari mempekerjakan banyak orang atau melakukan kampanye pemasaran yang mahal.

Faktanya, Villig turun ke jalan sendiri di ibu kota Estonia, Tallinn, untuk merekrut supir taksi di masa-masa awal bisnis. Pada akhirnya, ujar Villig, itu menjadikannya sangat fokus pada pelanggan dan bisa berhemat.

"Ini adalah industri di mana pelanggan sangat peduli jika mereka mendapatkan nilai terbaik untuk uang mereka. Jadi, jika Anda dapat menawarkan harga 20 persen lebih baik kepada pelanggan, atau Anda dapat memastikan pengemudi mendapatkan 20 persen lebih banyak pada setiap perjalanan maka itu benar-benar membayar," kata dia.

Dia melanjutkan, fokus adalah tips terbesar bagi siapa pun yang ingin mengembangkan bisnis startup. "Sebagai wirausahawan, Anda kadang-kadang mendapatkan ribuan ide yang tampak hebat dan Anda ingin melakukan semuanya, tetapi pada akhirnya Anda hanya dapat melakukan beberapa hal dengan sangat baik," katanya.

Bolt saat ini disebut telah melebarkan sayapnya ke layanan skuter listrik dan pengiriman makanan. Perluasan ke moda transportasi lain adalah alasan di balik rebranding perusahaan di awal tahun ini dari Taxify ke Bolt, untuk mencerminkan pengembangannya ke area mobilitas lain.

"Saran saya kepada wirausahawan muda adalah memilih nama yang mencerminkan visi yang Anda miliki untuk bisnis Anda, dan jangan takut untuk mengubah nama itu jika visi Anda semakin besar,” kata Villig.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya