Gempa Kuat M 6,5 Kembali Guncang Mindanao Filipina
- Twitter EMSC @LastQuake
VIVA – Gempa bumi kembali mengguncang Mindanao, Filipina Selatan, Kamis, 31 Oktober 2019, pukul 08.11 WIB. Analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan gempa memiliki magnitudo 6,5.
Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengemukakan, episenter terletak di darat pada jarak 9 km arah timur Kisante, Filipina, pada kedalaman 10 km. Seperti gempa sebelumnya, gempa ini dipicu aktivitas sesar aktif dengan mekanisme sesar geser (strike-slip).
"Ini adalah gempa kuat yang ketiga yang berpotensi menimbulkan kerusakan," ujar Daryono dalam keterangan tertulis, hari ini.
Sebelumnya gempa kuat pertama terjadi pada 16 Oktober 2019 dengan magnitudo 6,4. Selanjutnya disusul kembali gempa kuat pada 29 Oktober 2019 dengan magnitudo 6,6. Kemudian Kamis, 31 Oktober 2019 terjadi lagi magnitudo 6,5.
"Dengan terjadinya tiga gempa signifikan ini maka untuk saat ini kita dapat menyebutnya sebagai gempa “triplet”, yaitu tiga gempa kuat yang terjadi pada lokasi berdekatan dengan kekuatan yang hampir sama," kata Daryono.
Fenomena ini mirip dengan peristiwa gempa bumi yang terjadi di Lombok. Namun, di Lombok disebut sebagai “multiplet” karena gempa kuatnya cukup banyak dengan magnitudo yaitu 6,4 7,0 5,8 6,2 dan 6,9.
"Semoga saja apa yang terjadi di Mindanao ini cukup triplet saja, dan tidak berlanjut menjadi multiplet seperti yang terjadi di Lombok, mengingat kerusakan yang ditimbulkan sudah cukup parah," ujarnya.
Menurut laporan, dampak gempa sebelumnya sudah menimbulkan kerusakan lebih dari 1.200 bangunan rumah dan 10 bangunan sekolah. Dengan kejadian gempa terbaru ini diperkirakan akan menambah lebih banyak lagi bangunan yang akan mengalami kerusakan diakibatkan oleh guncangan gempa.
Gempa Mindanao ini memberi pelajaran akan pentingnya membangun bangunan tahan gempa. "Kita dan Filipina sama-sama kawasan seismik aktif dan kompleks. Wilayah Indonesia yang memiliki lebih dari 13 segmentasi zona megathrust dan lebih dari 295 segmentasi sesar aktif perlu memiliki kesiagaan yang tinggi terhadap ancaman gempa bumi," ujarnya. (ren)