Mengenal Bangsa Kurdi, dari yang Tak Punya Negara hingga Perangi ISIS
- dw
Tahun 2013, ISIS menyerang tiga kawasan Kurdi di Suriah utara yang berbatasan dengan daerah kekuasaan Kurdi. Hingga tahun 2014 serangan ini dilawan oleh People's Protection Units (YPG), sayap militer dari Kurdish Democratic Union Party (PYD) yang berkedudukan di Suriah.
Serangan ISIS di Irak utara Juni 2014 juga menarik warga Kurdi ke dalam konflik tersebut. Pemerintahan otonom wilayah Kurdistan mengirimkan milisi Peshmerga ke daerah yang ditinggal kabur oleh pasukan Irak.
Agustus 2014, melalui serangkaian gempuran, ISIS memukul mundur Peshmerga dari beberapa wilayah, dan beberapa kota strategis seperti Sinjar, berhasil diduduki ISIS. Pasukan multinasional yang dipimpin Amerika kemudian melancarkan serangan udara untuk mendukung milisi Peshmerga. YPG dan Partai Buruh Kurdi (PKK) yang berjuang meraih otonomi Kurdi di Turki membantu serangan ini.
Etnis Kurdi yang bertempur bersama milisi Arab setempat di bawah bendera Syrian Democratic Forces (SDF) dibantu serangan udara dan senjata dari pasukan koalisi berhasil mengusir ISIS di wilayah Suriah timur laut dan menguasai wilayah puluhan ribu kilometer persegi yang berbatasan dengan Turki.
Oktober 2017, SDF berhasil menguasai Raqqa yang dianggap sebagai ibu kota ISIS, dan terus merangsek maju ke Provinsi Deir al-Zour yang merupakan markas terakhir ISIS di Suriah. SDF kemudian menyatakan "pemusnahan total" dari "kekhalifahan ISIS".
Mengapa Turki melihat Kurdi sebagai ancaman?
Ada permusuhan tersembunyi antara negara Turki dengan etnis Kurdi yang merupakan 15-20?ri keseluruhan populasi Turki. Etnis Kurdi mendapat perlakuan kasar dari otoritas Turki selama bergenerasi. Nama dan pakaian etnis Kurdi dilarang, penggunaan bahasa Kurdi dibatasi.