Faisal: Investasi di Negara Korupsi Banyak, Tapi yang Datang Begundal
- VIVA.co.id/Fikri Halim
VIVAnews - Ekonom Senior, Faisal Basri, mengakui transparansi sangat penting untuk investasi yang sehat di sebuah negara. Jika pengelolaan antikorupsi sebuah negara tidak benar, maka dia memastikan bahwa kualitas investasinya bobrok.
Hal ini menanggapi laporan Transparency International Indonesia tentang Transparency in Corporate Reporting (TRAC), yaitu laporan keterbukaan program antikorupsi 95 perusahaan Pengembang Pembangkit Listrik (PPL) di Indonesia.
Temuan utama atau indeks skor rata-rata dari 95 PPL ini hanya mencapai angka 1,9 dari 10. Ini menunjukkan bahwa hanya sedikit perusahaan yang ditunjuk mengerjakan proyek 35 ribu MW yang memiliki program antikorupsi memadai.
Faisal menegaskan bahwa semakin tidak transparan sebuah negara maka semakin tidak akan diminati oleh investor. Terutama investor yang antikorupsi.
"Betul (semakin tidak diminati). Jadi kalau di negara korupsi, investasi banyak juga, tapi investasi yang datang adalah begundal-begundal, mafia, yang kolusi, yang kongkalikong, yang enggak transparan," kata Faisal usai acara peluncuran TRAC di Jakarta, Selasa, 29 Oktober 2019.
Dia menegaskan bahwa kualitas investasi sebuah negara juga adalah hal yang penting. Menurutnya, di Indonesia masih jauh dari sikap antikorupsi.
"Jadi kualitas dari investasi itu bobrok, kolusi dengan penguasa, itu kan yang diinginkan Luhut (Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi). Kalau China gampang diatur, kata Luhut begitu. Itu senangnya Luhut seperti itu," kata Faisal.
Dia pun mengomentari perubahan nomenklatur kementerian di Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 yang telah dibentuk oleh Presiden Joko Widodo. Khususnya Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
"Dia (Luhut) sekarang koordinator yang ngurusin investasi juga, dia cari yang gampang-gampang diatur. Nah, jadi salah mengatakan, korupsi itu harus ditoleransi. Karena seperti pelumas, dia memperlancar pembangunan, memperlancar datangnya para setan, para perampok," kata Faisal. (ase)