Kisah Pernikahan Para Perempuan yang Hancur karena Masalah Perawan
- U-Report
Bentuk selaput dara itu beragam: beberapa hanya dapat ditembus dengan tindakan operasi; namun ada juga yang bentuknya sangat tipis sehingga bisa robek tanpa pendarahan. Ada juga beberapa anak gadis yang terlahir tanpa selaput dara sama sekali, atau selaput dara mereka secara tidak sengaja robek akibat cedera yang dialami selama masa kanak-kanak.
Somayya menggambarkan reaksi suaminya dengan mengatakan "ia menatap saya seperti menancapkan belati di dada saya, ia secara tidak sengaja telah membunuh saya".
"Ia bahkan tidak mau berbicara dengan saya. Saya merasa diabaikan dan saya seolah-olah menjadi tersangka yang menunggu untuk diadili. Sebelum menikah, kami telah membahas banyak hal," tambahnya, "bahkan malam pernikahan kami, yang seharusnya menjadi malam terbaik dalam hidup kami ".
"Kami pikir kami sudah mengenal satu sama lain, namun semuanya sirna ketika `tidak ada tanda-tanda keperawanan muncul`."
Selembar kain berlumur darah
- Getty Images
Meski kejadian tersebut lumrah terjadi di lingkungannya, Somayya tak menyangka ia akan mengalaminya sendiri. Karena ia menganggap perilaku kaum remaja pria sudah berubah dan pandangan mereka berbeda terhadap generasi kakek-neneknya, terutama karena tunangannya dari kalangan intelektual, mempunyai pikiran terbuka dan lulusan universitas.
Namun saat sang suami menganjurkan pergi ke dokter untuk memastikan Somayya perawan atau tidak di hari kedua pernikahan mereka, ia pun terperangah. Tes keperawanan untuk anak perempuan adalah kebiasaan kuno, namun masing-masing keluarga memiliki uji keperawanan yang berbeda.
Di kalangan keluarga yang lebih konservatif, tak jarang mereka menunjukkan keperawanan si gadis dengan selembar kain berlumuran darah kepada keluarga pihak laki-laki, dan terkadang ada upacara khusus diadakan untuk "memastikan" bahwa si gadis masih perawan.
Ada berbagai cara agar selaput dara terlihat seperti yang diinginkan - yaitu dengan `menjahit kembali` selaput dara lewat tindakan operasi, dan ada selaput dara buatan China - yang bentuknya seperti selaput dara yang utuh dan mengeluarkan cairan merah yang terlihat seperti darah saat mengalami tekanan.
Tetapi salah satu perempuan, seperti Rozana, masih menghadapi tekanan berbeda, bahkan terpaku atas nama `kehormatan`.
Berhubungan seks terasa kotor
- Getty Images
Setelah mengunjungi seorang ginekolog pada hari berikutnya, Somayya diberi tahu bahwa ia memiliki selaput dara yang tebal, dan hanya akan robek jika ia melahirkan secara alami.
Suaminya tersenyum dan bisa bernapas lega, tetapi semua sudah terlambat. Somayya memutuskan untuk bercerai.
Menjelaskan mengapa ia mengajukan perceraian, Somayya mengatakan: "Suami saya menjadi asing sekarang. Saya khawatir ia akan mengatakan kepada semua orang tentang keperawanan saya.
Saya tidak bisa menduga apa yang akan ia lakukan selanjutnya. Saya tidak mempercayai lagi seseorang yang memutus hubungan yang sudah dibina bertahun-tahun dalam hitungan detik.
Setelah terdiam sejenak, Somayya menambahkan: "Sebenarnya, saya tidak tahu bagaimana menggambarkan keadaan saya dan bagaimana perasaan saya kepadanya setelah malam itu, tetapi saya tidak tahan untuk hidup bersamanya, setelah ia mengecilkan keberadaan saya hanya karena soal selaput dara. Pada akhirnya, saya adalah manusia, bukan selaput dara ".