Perang Dagang Malaysia dan India Berimbas pada Sawit
- dw
Sebab itu Menteri Perindustrian Malaysia, Teresa Kok berusaha meredakan ketegangan dan menyebut ajakan asosiasi minyak nabati India sebagai sebuah "langkah mundur." Kok menegaskan pihaknya tetap berkomitmen menambah impor gula dan daging sapi dari India.
Gelagat perang dagang dengan India membuat gugup pelaku industri sawit Malaysia, menyusul langkah boikot Uni Eropa yang sudah lebih dulu menghentikan penggunaan minyak sawit sebagai bahan bakar hingga 2030. Meski upaya pejabat di Kuala Lumpur untuk mencairkan ketegangan, desakan kepada PM Narendra Modi untuk mengurangi impor sawit kian menguat.
Langkah tersebut dinilai bisa menjadi sinyal kuat bahwa "negara yang memetik keuntungan ekonomi dari India sembari mengritik kebijakan dalam negeri New Delhi tidak lagi bisa leluasa," tutur Neelam Deo, Direktur Think Tank Gateway House di Mumbai.
Malaysia bukan satu-satunya negara yang mendapat perlakuan keras dari pemerintah di New Delhi. Turki yang sebelumnya juga menyebut Kashmir sebagai wilayah "pendudukan" di India pada Sidang Umum PBB juga terancam diperlakukan serupa.
Sebagai reaksinya, Modi membatalkan kunjungan ke Turki dan mempertimbangkan untuk menghentikan pesanan kapal senilai USD 2,3 milyar dari negeri dua benua tersebut.
Pidato Kontroversial Mahathir
Mahathir yang terakhir memicu ketegangan serupa ihwal nasib Rohingya di Myanmar, tidak menunjukkan tanda-tanda akan meminta maaf. Kepada jurnalis dia mengatakan "kami mengucapkan apa yang kami pikirkan. Kami tidak mencabut atau mengubah pesannya," kata dia.