Luncurkan Buku Soal Freeport, Chappy Hakim Harap RI Ramah Investasi

Peluncuran dan Bedah Buku Freeport, cacatan pribadi Chappy Hakim.
Sumber :
  • VIVAnews/Fikri Halim

VIVA – Mantan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Chappy Hakim meluncurkan buku berjudul 'FREEPORT Catatan Pribadi Chappy Hakim' di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Senin 28 Oktober 2019. Dalam buku itu, Chappy menuangkan catatannya selama lebih dari dua tahun bergelut perusahaan tersebut.

Resmi Jadi Bank Kustodian Syariah, Muamalat Dorong Pengembangan Efek Syariah Dalam Negeri

Chappy awalnya bertugas sebagai Senior Advisor dan kemudian menjadi Presiden Direktur PT Freeport Indonesia menggantikan Maroef Sjamsoeddin. Menurutnya, buku ini hanya bercerita soal pengalamannya di sana dan bagaimana secara tidak  langsung tentang apa saja dari sisi regulasi yang dipandang hambat investor.

"Tujuannya untuk menjadikan negeri ini menjadi negeri yang ramah investor," kata Chappy dalam sambutan di peluncuran bukunya.

Gubernur BI Sebut Rupiah Melemah November 2024 karena Investor Balik ke AS

Dia menuturkan, bahwa Presiden Joko Widodo telah berkali-kali menyampaikan soal pembenahan regulasi yang menghambat investasi. Namun, belakangan ini saja, dia mencontohkan, ada beberapa investor China mengurungkan dirinya berinvestasi di Indonesia dan memilih berinvestasi di negara lain.

"Menyedihkan, kita berteriak-teriak investor tapi belum investor friendly. ini yang merangsang saya (menulis buku ini). Ada pengalaman dan fakta saya di Freeport ini bagaimana kita mengemas diri sendiri agar investor bisa datang, agar negeri ini bisa jadi investor friendly," ungkap Chappy. 

Ketersediaan Lahan dan Infrastruktur, Kupang Siap Terima Investor

Dia berharap buku ini bisa berkontribusi atau bermanfaat bagi para pengambil kebijakan di level manapun, agar penyempurnaan dapat dilakukan. Menurutnya, ini bisa dilakukan melalui regulasi yang jelas dan tegas serta urusan melalui satu pintu/atap yang merupakan idaman para investor.  

Tentunya, lanjut dia, tanpa menurunkan martabat sebagai bangsa. Keberadaan investor ini menurutnya dapat dengan mudah diukur berdasar konstitusi, yaitu untuk sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. 

"Catatan pribadi dalam buku ini diharapkan dapat berpartisipasi dan berkontribusi dalam ‘urun rembug’ menyempurnakan regulasi serta tata cara prosedur dalam menuju Indonesia yang ramah investor,” ungkap mantan Kepala Staf Angkatan Udara TNI.

Catatan-catatan ini diharapkan dapat memberikan data, fakta berdasar pengalaman, yang mungkin dapat berguna sebagai pelajaran ke depan dalam upaya Indonesia untuk meningkatkan citra “ramah investor” bagi kemakmuran Indonesia. 

“Yang paling utama, catatan-catatan ini dikumpulkan sebagai sarana pembelajaran bagi kita semua yang ingin Indonesia tercinta ini maju dan berkembang," tutur Chappy.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya