Bukit Asam Kantongi Laba Bersih Rp3,1 Triliun di Kuartal III-2019

Press Conference Kinerja PT Bukit Asam Tbk Kuartal III-2019.
Sumber :
  • VIVAnews/Fikri Halim

VIVA – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) masih mampu mempertahankan laba di tengah penurunan harga batu bara dunia. Perusahaan pelat merah ini meraup laba bersih sebesar Rp3,1 triliun pada kuartal III-2019 atau turun 21,08 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp3,93 triliun 

Harga Batu Bara Diproyeksi Terus Naik, Tarif Jasa Logistik Jadi Sorotan

Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin mengatakan, penurunan laba bersih ini murni karena tren penurunan harga batu bara dunia. Meskipun, kinerja produksi maupun penjualan PTBA sama-sama naik 10 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

"Memang (laba) angkanya terus terang di bawah 2018. Ini semata-mata karena faktor harga yang di luar kontrol kita," kata Arviyan dalam paparan kinerja PTBA kuartal III 2019 di Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta, Senin 28 Oktober 2019.

Industri Batu Bara Menuju Sunset, BUMI Siapkan Bisnis Baru

Menurutnya, dibanding perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama, PTBA merupakan salah satu perusahaan yang masih bisa survive atau bertahan. Tentunya, imbuh dia, hal ini karena efisiensi yang sudah dilakukan perusahaan.

"Kita menyiasati melalui efisiensi baik operasional dan non operasional," ujar dia.

Permintaan dari Negara Maju Turun Bakal Jadi Tantangan Industri Batu Bara

Dari sisi penjualan batu bara, dia melanjutkan, pihaknya mencatat terjadi kenaikan menjadi 20,6 juta naik 10,7 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Kenaikan ini ditopang kenaikan produksi batu bara menjadi 21,6 juta ton atau naik 9,6 persen dibanding periode yang sama sebelumnya. 

"Serta, (penjualan naik) karena kapasitas angkutan batu bara yang mengalami kenaikan menjadi 17,8 juta ton atau naik 4,7 persen," kata dia. 

PTBA saat ini, lanjut dia, menyasar ekspor batu bara ke beberapa negara seperti India, Hong Kong, Filipina dan sejumlah negara Asia lain. Serta, juga menyasar pasar ekspor baru seperti Jepang dan Korea Selatan.

"Penjualan kita memang untuk domestik atau dalam negeri 59 persen dan ekspor 41 persen. Untuk domestik kita mensupport kebutuhan batu bara PLN," tuturnya.

[dok. Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, dalam konferensi pers di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin, 4 November 2024]

Cara Bahlil Ajak Semua Pemain 'Emas Hitam' Terlibat Lanjutkan Hilirisasi Batu Bara

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia memastikan, program hilirisasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME), bakal dilanjutkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2024