Logo DW

Letih dengan Perang, Etnis Kurdi Irak Kembali Peluk Agama Zoroaster

A.G.
A.G.
Sumber :
  • dw

Namun iman itu bertahan, beberapa pengikutnya seringkali dalam menghadapi persekusi berat. Pengikut ajaran ini yang cukup terkenal di antaranya yaitu Freddie Mercury, yang keluarga Zoroasternya berasal dari Gujarat di India barat.

Zoroaster atau beberapa juga menyebutnya sebagai Zarathustra sendiri adalah seorang pemuka agama yang diperkirakan lahir sekitar tahun 628 Sebelum Masehi di wilayah Persia kuno. Namun beberapa ilmuwan ada juga yang menganggap dia telah hidup jauh lebih lama. Agama ini telah menarik banyak ilmuwan modern untuk menelitinya.

Konsep ajarannya adalah monoteisme dengan tuhan pencipta semesta yang disebut Ahura Mazdā, atau dewa bijaksana. Konsep ini berbeda dengan ajaran tradisional Persia yang lebih kuno lagi yang kebanyakan berupa politeisme. Ahura Mazdā dikelilingi oleh enam atau tujuh entitas yang dalam kitab suci Avesta disebut spentas, atau kurang lebih berarti "makhluk abadi yang dermawan."

"Selama pemerintahan Saddam Hussein, ayah saya mempraktikkan Zoroastrianisme tetapi merahasiakannya dari negara, tetangga dan kerabat kami," kata Awat Tayib, perempuan yang menjadi perwakilan kepercayaan ini di kementerian urusan agama pemerintah daerah setempat.

Pada 2014, para militan ISIS menduduki sejumlah wilayah di Irak utara dan kemungkinan melakukan genosida terhadap minoritas Yazidi. Para ekstremis ini memaksakan versi hukum Islam yang penuh kekerasan dan memicu perang selama tiga tahun. Setelah kalah perang, anggota ISIS kemudian kocar-kacir dan meninggalkan wilayah itu dalam kehancuran.

"Banyak yang berpikir bahwa nilai-nilai yang dibawa ISIS sangat aneh, kontras dengan nilai-nilai dan tradisi Kurdi. Hal ini membuat beberapa orang memutuskan untuk meninggalkan iman mereka," kata imam besar Qadrok, seraya menambahkan bahwa ia melakukan upacara setiap minggu untuk menyambut para pengikut baru.

Agama ini baru mendapat pengakuan resmi oleh otoritas regional pada tahun 2015. Sejak itu, tiga kuil baru telah diresmikan, tetapi Tayib mengatakan belum ada kuburan untuk pengikut agama ini. Bagi sebagian orang di wilayah otonom ini, beralih ke Zoroastrianisme adalah cara mereka untuk menegaskan identitas regional yang berbeda dari mayoritas orang di Baghdad.

Tayib yang merupakan satu-satunya perempuan yang menjadi perwakilan agama di pemerintahan otonom, mengatakan masyarakat Kurdi menjadi lebih toleran terhadap Zoroaster.