Kolonialisme dan Body Shaming, Apa Hubungannya?
Penonton diundang menyaksikan dan menyentuh pantatnya.
Sarah meninggal tahun 1815 dan otak serta tulang belulangnya dipajang di sebuah museum di Paris sampai tahun 1974, sebagai peninggalan penjajahan dan rasisme orang Eropa.
` Tergantung yang melihat `
Strings percaya tubuh gemuk "tidak dipuja atau dikutuk secara universal" dan pemaknaannya "tergantung dari ras yang memilikinya".
Namun bukan hanya ras yang menentukan penilaian terhadap berat tubuh, tapi juga agama dan kelas sosial.
Contohnya, ada pandangan bahwa orang Protestan cenderung menahan diri waktu makan.
Demikian pula anggapan bahwa kelas atas bisa bertubuh langsing karena kemewahan karena meeka tak harus tergantung pada makanan dengan pati tinggi.
Pria Inggris gemuk yang "menggumpal di sepanjang jalan" menghidupkan fantasi turis asing, kata Forth. - Getty Images
Seiring waktu, tubuh gemuk dipandang identik dengan kulit hitam dan sifat liar, sementara tubuh langsing menjadi lebih dikehendaki oleh para perempuan Anglo-Saxon.
Penghinaan terhadap berat tubuh memang terjadi sebelumnya, tetapi kolonialisme mengukuhkan ide tentang estetika fisik dan keunggulan ras.