Bangladesh Bakal Impor Embrio Ternak dari Indonesia
VIVA – Kementerian Pertanian melalui Balai Embrio Ternak atau BET Cipelang Bogor, terus mendorong kemungkinan dilakukanya ekspor produk embrio ternak.Â
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita mengungkapkan, hal itu merupakan strategi untuk menghadapi tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), yang akan dikenakan pada biaya produksi dan distribusi ke negara lain.
"Setelah semua siap, kita akan mendorong BET untuk segera melakukan ekspor produknya ke mancanegara," ujar Diarmita dikutip dari keterangannya, Kamis 24 Oktober 2019.
Diarmita mengatakan, sejauh ini embrio Cipelang sudah menghasilkan pedet unggul yang menarik minat Pemerintah Bangladesh untuk membelinya. Ketertarikan mereka diungkapkan setelah beberapa delegasinya melihat secara langsung Perikanan dan Peternakan Cipelang pada pekan lalu.
"Nanti kita persiapkan secara matang. Yang jelas pasar ekspornya sudah terbuka lebar," katanya.
Sementara itu, Kepala BET Cipelang, Oloan Parlindungan menyampaikan, bahwa ketertarikan para delegasi Bangladesh ini terlihat dari keinginan mereka untuk mengirimkan pegawai teknisnya ke BET Cipelang agar mempelajari embrio transfer di Indonesia. Salah satu yang diminati adalah terkait pengembangan sapi Belgian Blue.
"Mereka tertarik untuk belajar dan mengembangkan sapi dengan teknologi embrio transfer, dan juga belajar tentang pengelolaan kegiatan Upsus Siwab (Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting)," katanya.
Untuk diketahui, Belgian Blue adalah salah satu sapi unggulan yang dikembangkan BET Cipelang sejak beberapa tahun lalu. Hingga September 2019 ini, terdapat ada 103 kelahiran Belgian Blue dengan kondisi segar dan gemuk.
"Jumlah ini bahkan adalah kedua terbanyak setelah BPTU-HPT Sembawa dengan jumlah kelahiran sebanyak 139 ekor," katanya.
Dalam kesempatan berbeda, Senior Assistant Chief,l Ministry of Fisheries and Livestock Bangladesh, Pulakesh Mondal, menyampaikan, banyak hal penting yang bisa dipelajari lembaga pertanian Bangladesh di BET Cipelang ini. Di antaranya adalah transfer embrio dan Inseminasi Buatan.
"Kami punya banyak Balai Inseminasi Buatan di Bangladesh, tapi belum ada unit yang menangani transfer embrio, dan ini menarik bagi kami," katanya.
Sekedar diketahui, Kunjungan delegasi Bangladesh ini merupakan rangkaian Livestock & Dairy Development Project (LDDP) yang bertujuan untuk peningkatan kapasitas pemerintah Bangladesh dengan bantuan dana Bank Dunia.Â
Adapun misi besar dari kunjungan ini adalah untuk memahami beberapa praktek pengelolaan persusuan, strategi produksi, sampai pada bagaimana peternak mendapat manfaat dari industri persusuan di lndonesia.
Di lokasi, mereka juga mempelajari bagaimana menciptakan sapi perah yang mempunyai produksi susu tinggi. Hal itu dilakukan melalui teknologi embrio transfer dan inseminasi buatan.
"Ini adalah kali kedua dalam tahun ini, Kementerian Perikanan dan Peternakan Bangladesh mengirimkan para pejabat dan stafnya untuk belajar ke Indonesia. Ini juga sekaligus menunjukkan bahwa sistem pengembangan sapi dan pengelolaan persusuan di Indonesia memiliki kualitas yang baik," tegas Pulakesh.