China Bangun 'Singapura Kecil' di Pasifik
- abc
Ibunya, Gabriel Toara, menyebutkan bahwa orang China telah membeli banyak tanah warga di sekitar desanya.
"Mereka juga coba membeli di sini, tetapi anakku menolak. Dia mendatangi mereka dan menghentikannya," kata Gabriel.
"Kami khawatir mengapa orang China datang ke sini, membangun rumah dan membeli semua tempat di Vanuatu. Kami tidak paham mengapa mereka membeli Vanuatu," katanya.
Vanuatu jadi incaran Pesisir pantai dekat kawasan Rainbow City seperti ini yang menjadikan negara-negara Pasifik memiliki daya tarik tersendiri.
ABC News: Melissa Clarke
Kegelisahan warga setempat dengan kegiatan pembangunan yang didukung China di Pasifik bukanlah hal baru. Tapi skalanya kini semakin meningkat, di tengah persaingan negara-negara besar atas kawasan ini.
Dengan wilayah lautan dan Zona Ekonomi Eksklusif yang luas, negara-negara kepulauan di Pasifik pun masuk ke dalam radar China dan Amerika Serikat, serta sekutu-sekutu mereka.
Tahun lalu, para pejabat AS dan Australia menyuarakan kekhawatiran mereka mengenai kemungkinan hadirnya pangkalan militer China di Vanuatu.
Pembangunan Pelabuhan Luganville yang didanai China di sana tidak meredakan kekhawatiran tersebut.
Menurut data lembaga pemikir Lowy Institute, Vanuatu kini menjadi salah satu penerima terbesar bantuan China di Pasifik.
China menyumbang hampir dua kali lipat ke Vanuatu dibandingkan Australia. Nilainya sekitar 145 juta dolar AUS, dalam bentuk hibah dan pinjaman lunak.
Uang itu digunakan untuk pembangunan Pelabuhan Luganville dan proyek-proyek kecil seperti kantor Perdana Menteri, Presiden, dan Kemenlu.