Warga Muslim Australia Libatkan Kriket untuk Tanggulangi Radikalisme
- abc
Zeenath Banu (11 tahun) sudah sejak kecil ingin bermain kriket, disaksikan ayahnya Ismail Mohammed (kanan).
ABC News: Dylan Anderson
Jacinta Carroll, pakar kontra terorisme dari Australian National University" di Canberra mengatakan kekhawatiran tersebut memang nyata di kalangan warga muslim di Australia.
"Anak-anak mereka menjadi sasaran di internet untuk bergabung dengan ISIS," katanya.
"Keluarga lain mungkin khawatir anak-anak mereka bermain video games kekerasan, atau terlibat narkoba atau minum alkoholl, keluarga Muslim punya kekhawatiran lain lagi."
Di saat putrinya Mairaj tumbuh menjadi remaja, Jamal berpikir untuk membentuk tim kriket di Truganina Cricket Club dimana dia dan termannya aktif di sana.
Namun awalnya dia mendapat banyak tentangan dari komunitas di sana.
"Ketika kami mulai klub ini, yang lain mengatakan tidak, anak perempuan saya tidak akan terlibat."
"Ada persepsi di kalangan masyarakat di sini bagi anak perempuan ketika mereka berusia 10 atau 12 tahun, mereka tidak perlu sekolah lagi, di rumah saja, dan kemudian menikah."
"Pesan kami kepada mereka jelas, kita sekarang warga Australia. Kita semua sudah pindah ke sini, kita harus menerima nilai-nilai di sini, kita sudah mengucap janji ketika jadi warga negara," katanya.