Selama Jadi Menko, Darmin Akui Sulit Koordinasi ke Menteri Pertanian

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, menyampaikan kesan dan pesannya selama menjadi koordinator dari menteri-menteri yang berada di bawah kepemimpinannya pada Kabinet Kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Kelompok Petani Jeruk di Curup Bengkulu Jangkau Pasar Lebih Luas Berkat Pemberdayaan BRI

Dia mengungkapkan, menteri yang paling sulit untuk dikoordinasikan adalah menteri yang membawahi komoditas-komoditas pertanian dan peternakan seperti beras, bawang putih, gula, telur, hingga daging. Meski begitu dia tak mau menyebutkan secara spesifik nama menteri tersebut.

"Yang paling menyibukkan kita dalam koordinasi ada beberapa komoditi, saya enggak usah bilang nama orang dulu. Tapi intinya memang pertanian," katanya dalam acara Ngobrol Pinter Tentang Ekonomi di kantornya di Jakarta, Jumat 18 Oktober 2019.

Temukan Dugaan Pungli Mesin Pertanian hingga Pupuk Palsu, Mentan Lapor Jaksa Agung

Bila merujuk pada bidang pertanian, menteri yang bersangkutan adalah Amran Sulaiman. Dijelaskan Darmin, persoalan pada sektor tersebut paling menyulitkan lantaran untuk data saja seringkali tidak cocok dengan data-data yang dimiliki oleh kementerian dan lembaga lainnya. Akibatnya, kebijakan yang harusnya bisa diputuskan cepat dan efektif seringkali terhambat.

"Dan permasalahannya itu kita soal data saja jarang sepakat. Bayangkan kalau data tidak disepakati kesimpulannya lain-lain sehingga yang satu bilang ini sudah kurang (pasokan) dia bilang enggak, di tempat sana panennya banyak," kata mantan Gubernur Bank Indonesia itu.

Tingkatkan Energi Terbarukan di Desa, Pertamina Bangun PLTS Dukung Kelompok Tani di Indramayu

Bahkan dia mengaku, akibat persoalan tersebut, dirinya harus selalu pasang badan dicaci masyarakat bila ujung-ujungnya pemerintah harus impor demi stabilisasi harga. Namun begitu, dia mengaku tak ambil pusing selama ekonomi Indonesia bisa stabil dan bisa menikmati inflasi yang terkendali rendah pada kisaran di bawah 3,5 persen selama lima tahun terakhir.

"Begitu saya kesimpulannya kurang, impor, habis saya dicaci maki republik ini. Tapi ya itu risikonya, cuma apapun inflasi kita 3,2- 3,3 persen. Belum pernah republik kita menikmati stabilitas seperti itu dalam waktu lima tahun berturut-turut dan itu jangan anggap remeh," ungkap Darmin. (ren)

Pertanian padi Biosalin di Semarang.

Garap Lahan Pertanian 20 Ha Pakai Padi Biosalin, PGN Gandeng BRIN hingga Pemkot Semarang

Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Harry Budi Sidharta mengatakan penanaman padi Biosalin di lahan tidur tersebut merupakan bagian dari dukungan perusahaan menjaga.

img_title
VIVA.co.id
21 Desember 2024