Pertumbuhan Wisman RI Lampaui ASEAN dan Global

Ilustrasi Wisatawan Mancanegara
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA – Kementerian Pariwisata menjabarkan, berdasarkan data World Economic Forum pada 2018, pertumbuhan wisatawan mancanegara atau wisman di Indonesia mencapai 12,58 persen.

Kejar Target 14 Juta Kunjungan Wisman 2024, Menpar Widi Gencarkan Promosi di Luar Negeri

Asisten Deputi Pembiayaan dan Investasi Kemenpar, Henky Manurung memastikan, capaian itu masih lebih tinggi dibandingkan negara-negara di ASEAN, yang rata-rata hanya tumbuh sebesar 7,4 persen.

"Dan masih lebih tinggi juga dari rata-rata pertumbuhan dunia yang hanya sebesar 5,6 persen di tahun 2018 tersebut," kata Henky di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis 17 Oktober 2019.

Jumlah Wisman Melancong ke RI Agustus 2024 Naik, Didominasi Malaysia hingga China

Selain itu, Henky juga merinci capaian wisman RI pada 2018 itu pun masih jauh lebih tinggi daripada Vietnam yang hanya mencapai 9,90 persen, Singapura 6,21 persen, dan Thailand yang hanya 8,28 persen.

"Apalagi jika dibandingkan dengan Malaysia yang bahkan mengalami minus 0,45 persen di tahun 2018 itu," ujarnya.

Thailand Berencana Bangun Kasino Dongkrak Pertumbuhan Pariwisata, Gratis Tiket Masuk untuk Turis Asi

Selain itu Hengky juga mengatakan bahwa rata-rata pertumbuhan wisman Indonesia secara periodik, dari 2009 sampai 2018, mengalami peningkatan sekitar sembilan persen pada periode 2009 sampai 2013.

"Kemudian, capaian itu pun kembali meningkat hingga menjadi 14 persen pada periode tahun 2014 sampai 2018," kata Henky.

Dia pun merinci, berdasarkan data dari BPS, pada 2009 terdapat 6,32 juta wisman yang mengunjungi Indonesia, dan terus bertambah setiap tahunnya menjadi 7 juta wisman (2010), 7,64 juta (2011), 8,4 juta (2012), dan 8,80 juta (2013).

Capaian itu pun diakui Henky masih terus bertambah menjadi 9,43 juta wisman (2014), 10,23 juta (2015), 11,52 juta (2016), 14,04 juta (2017), dan 15,81 juta wisman (2018).

Sedangkan dari capaian devisa sektor pariwisata itu sendiri, Hengky menjelaskan pada 2012 totalnya mencapai angka US$9,2 miliar, dan terus bertambah hingga US$10,05 (2013), US$11,6 miliar (2014), US$12,23 miliar (2015), US$13,46 miliar (2016), US$15,24 miliar (2017), serta US$19, 29 miliar (2018).

"Dan target di tahun 2019 ini diharapkan bisa mencapai US$20 miliar," kata Henky.

"Ke depannya kami pun akan terus mengembangkan pariwisata secara optimal, karena kita melakukannya dari level paling bawah hingga ke level paling tinggi," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya