Selain Jakarta, Kota-kota Ini Akan Tenggelam Akibat Land Subsidence

Para pengunjung memadati Monas saat libur tahun baru, Selasa, 1 Januari 2019.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Dinia Adrianjara

VIVA – Masalah penurunan permukaan tanah atau land subsidence, tidak hanya mengancam wilayah Jakarta.

Tanda Kiamat Mulai Muncul dari Bawah Tanah

Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Rudy Sunendar mengatakan, ancaman ekologis itu nyatanya juga mengancam sejumlah daerah lain seperti misalnya Surabaya dan Semarang.

Khusus di Semarang, Rudy menambahkan, selain penurunan permukaan tanah, wilayah Utara Semarang, juga masih terancam banjir rob yang kerap terjadi baik ketika air laut pasang maupun ketika musim penghujan datang.
 
"Semarang, khususnya di daerah Utara, di dekat pesisir pantai, perumahannya itu sudah berada di bawah laut. Hal tersebut, bahkan bisa terlihat, ketika melalui Stasiun Tawang," kata Jonan dalam diskusi 'Selamatkan Air Tanah Jakarta' di kantornya, Selasa 15 Oktober 2019.

Atur Izin Penggunaan Air Tanah, ESDM Tegaskan untuk Bela Kepentingan Masyarakat

Selain Surabaya dan Semarang, Jonan juga mengatakan, ancaman penurunan permukaan tanah juga mengancam wilayah Denpasar, Bali.

Hal itu diakibatkan, karena terlalu banyaknya penggunaan air tanah, yang dimanfaatkan untuk kepentingan industri pariwisata. "Denpasar ekstraksi air tanahnya juga cukup besar. Dari peta konservasi, terlihat sudah banyak yang merahnya,” ujar Jonan.

Kini Pakai Air Tanah Harus Seizin Kementerian ESDM, Begini Aturannya

Belum lagi wilayah Madiun dan Ponorogo, yang juga terancam oleh penurunan permukaan tanah akibat terlalu banyaknya pengambilan air tanah untuk tujuan irigasi.

Kemudian di wilayah Kalimantan Tengah, Rudy mengatakan, di sana juga telah mengalami penurunan permukaan tanah, akibat terlalu banyaknya pengambilan air tanah untuk kegiatan industri.

Apabila hal ini terus terjadi, lanjut Rudy, maka bukan tidak mungkin beberapa daerah tersebut juga terancam tenggelam seperti halnya Jakarta. Maka, ia menegaskan, perlunya alternatif penggunaan air bersih selain air tanah, seperti misalnya air sungai hingga air waduk.

"Penurunan permukaan tanah itu, karena adanya pembebanan yang membebani suatu wilayah, sehingga lapisan di bawahnya mengalami penurunan, dan otomatis (tanah) yang di atasnya pun ikut turun,” ujarnya.

Ilustrasi minum air/air putih.

Risiko Cemaran Tinggi, Rumah Tangga Indonesia Masih Banyak Pakai Sumur Gali Buat Air Minum

Air minum memegang peran sentral dalam menjaga kehidupan manusia. Sebagai komponen utama tubuh manusia dan kunci bagi fungsi fisiologis yang vital untuk proses biologis.

img_title
VIVA.co.id
26 Februari 2024