Milenials Bisa Bikin Bisnis Gim dan Fitness RI Naik Kelas di Dunia

Aplikasi Doogether.
Sumber :
  • http://instey.com/doogether

VIVA – Penetrasi pasar dalam industri pusat kebugaran atau gim dan fitness di Indonesia masih sangat rendah. Saat ini, Indonesia masih berada di posisi tier 3 dalam industri gim dan fitness dunia. 

CEO Doogether Fauzan Gani mengungkapkan, peningkatan penetrasi pasar gim dan fitnes hanya berkisar 0,12 persen per tahunnya. Pada 2018, total pendapatan industri gim dan fitness mencapai US$188 juta dengan 320 ribu konsumen dan 1.700 klub. 
 
Padahal, Indonesia diprediksi memiliki pendapatan dari industri ini mencapai US$8,7 miliar dengan 14,8 juta konsumen pada 2030. Karena itu menurutnya, Doogether sebagai aplikasi penyedia pusat kebugaran, akan mendorong peningkatan pasar gim dan fitness di Indonesia. 

“Kami mendorong dan mempercepat proses adopsi dan penetrasi gaya hidup yang lebih sehat ke dalam lingkungan masyarakat Indonesia dengan target peningkatan menjadi tier 2 di 2025,” ujar Fauzan dikutip dari keterangan resminya, Kamis 10 Oktober 2019.  

Berdasarkan CB Insight, industri gim dan fitness adalah tiga industri teratas yang akan berkembang seiring dengan meningkatnya pola hidup milenials. Menurut Fauzan, pasar gim dan fitness diprediksi meningkat menjadi 5 persen di 2030. Di tahun itu, Indonesia akan berada di posisi tier 2 dari sebelumnya tier 3 pada 2018. 

Dengan adanya bonus demografi, Fauzan optimistis peningkatan pasar gim dan fitness akan terus meningkat pada 2030.  Selain itu, generasi milenial menunjukkan kesadaran yang lebih tinggi akan pola hidup sehat jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya. 

Berdasarkan survei Les Mills 2018, 48 persen orang yang paling rutin melakukan latihan fisik di gim adalah milenial. Sedangkan, generasi X menempati posisi kedua dengan presentase sebesar 32 persen dan hanya 20 persen generasi baby boomers yang melakukan latihan fisik di gim. 

Saat ini lanjutnya, Doogether memiliki dua produk besar yaitu DooFit dan DooFood. Doofit yang merupakan layanan pemesanan kelas olahraga melalui aplikasi saat ini , sudah menggandeng lebih dari 200 pusat kebugaran yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, dan Bali menjadi bagian dari Doogether. 

Dari jumlah itu, terdapat lebih dari 20 ribu kelas olah raga yang mencakup yoga, boxing, bersepeda, pilates, barre, lari, latihan kekuatan, tarian, hingga olahraga rekreasional seperti wall climbing, ice skating, dan lain sebagainya.

Menguak Sejarah Pinjol di Indonesia, Ternyata Berawal Dari Ini

Sementara itu DooFood yang merupakan layanan marketplace katering sehat yang memungkinkan pengguna memesan beragam makanan dan minuman sehat melalui aplikasi Doogether. Sejak diresmikan pada 21 Agustus 2019, DooFood telah menggandeng sembilan merchant makanan dan minuman sehat kenamaan di Jabodetabek.

Doogether, juga bekerja sama dengan Gojek untuk ekspansi lini pelayanan booking tempat olah raga dengan nama GoFitness. Fauzan yakin teknologi memiliki peran besar dalam memudahkan kehidupan masyarakat. GoFitness ini merupakan salah satu perwujudan partisipasi aktif perusahaan untuk meningkatkan perkembangan industri olahraga dan kebugaran di Indonesia.

Inovasi Baru Bank Digital, Tonjolkan Ekosistem yang Kuat di Industri BPR

 “Kami ingin mendorong semangat dengan menjadi ‘teman hidup sehat’ bagi masyarakat Indonesia,” tegasnya. 

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman

OJK Ungkap Ada 14 Perusahaan Pinjol Belum Penuhi Ekuitas Minimum

OJK ungkap hingga saat ini sebanyak 14 perusahaan fintech peer to peer (P2P) lending atau pinjaman online (pinjol) belum memenuhi ekuitas minimum Rp 7,5 miliar.

img_title
VIVA.co.id
6 November 2024