Begini Infrastruktur Transportasi Inti yang Ada di Ibu Kota Baru RI
- ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
VIVA – Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengaku optimistis pembangunan sistem transportasi di Ibu Kota Baru tidak akan lama. Setidaknya, sarana transportasi inti di Ibu Kota bisa rampung pada tahun kelima sejak pembangunan dilakukan pada 2020.
"Kalau terpenuhi semua untuk kota inti tahun ke lima bisa (rampung), tapi kalau menyeluruh kota-kota satelit (penunjang) bisa 10-15 tahun," ujarnya usai diskusi di Jakarta, Kamis 10 Oktober 2019.
Budi menuturkan, dalam kerangka yang dibuat oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), perencanaan pembangunan ibu kota akan disusun dalam satu tahun ke depan.
"Dua tahun kemudian, land clearing (pembebasan lahan). Tahun ketiga bisa mulai transportasi, tahun keempat kelima sarana sudah ada dan uji coba penggunaan transportasi massal itu," ujarnya.
Saat ini, dia mengatakan, sarana transportasi di lokasi ibu kota baru itu masih konvensional. Budi juga tak menampik, masalah sosial akan menjadi pertimbangan pemerintah ke depannya.
"Masalah sosial harus kita pikirkan bahwa bagaimana angkutan yang ada di kota baru dan Balikpapan ada sinerginya. Jadi, harus kita pikirkan keduanya," kata dia.
Berdasarkan dokumen Kemenhub terkait pengembangan transportasi di ibu kota baru, pada tahap pertama akan dibangun sarana transportasi di pusat pemerintahan. Antara lain, adalah pedestrian, e-bike, e-scooter, Autonomous Rapid Transit (ART), E-Bus, Mass Rapid Transit (MRT).
Tahap dua, akan dilakukan pembangunan Light Rail Transit (LRT), Bus Tanah Air atau bus amfibi ke pusat Pemerintahan. Sedangkan, pada tahap ketiga, adalah pembangunan MRT kombinasi antara Underground dan At Grade. Lalu, tahap keempat adalah pembangunan ART/LRT/rute e-bus di outer ring road. (asp)