Penjualan Apartemen Kuartal III Lesu, Developer Tahan Produk Baru

Pameran Properti.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Berdasarkan laporan riset Colliers International soal Pasar Properti Jakarta untuk Kuartal III-2019, Senior Associate Director Colliers, Ferry Salanto menyebut, lesunya sektor penjualan apartemen, membuat sejumlah pengembang atau developer memutuskan untuk mengurangi peluncuran produk-produk terbarunya.

5 Fakta Menarik di Balik Pengungkapan Kasus Prostitusi di Apartemen Depok

Ferry menambahkan, lesunya penjualan apartemen itu, kerap membuat para developer cenderung lebih memilih untuk fokus menjual produk-produk yang telah dirilis sebelumnya.

"Ada satu kecenderungan, di mana jumlah produk yang diluncurkan menurun," kata Ferry di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu 9 Oktober 2019.

Prostitusi Online di Apartemen Depok Terkuak, Dugaan Keterlibatan Pejabat Bakal Dibongkar

"Artinya, developer sudah mulai hati-hati dan lebih fokus menjual produk yang sekarang belum terserap dengan baik, dibandingkan membangun proyek baru," ujarnya.

Selain fokus menjual produk existing, menurut Ferry, kecenderungan lainnya adalah mulai ada sejumlah developer yang mempertimbangkan pengembangan hunian landed.

Mulai Serah Terima Kunci, Apartemen Agung Podomoro Rp 300 Jutaan di Depok Sudah Terjual 70 %

"Karena ini adalah opportunity segmen pasar bawah, di mana catatan soal tingkat penyerapannya pun juga lebih baik," kata Ferry.

Mengenai implikasi dari kebijakan pemerintah yang memberikan relaksasi atas Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) dengan menaikkan nilai threshold-nya menjadi di atas Rp30 miliar, Ferry pun mengaku bahwa memang banyak pengembang yang mulai mempersiapkan diri untuk membangun unit mewah ini.

Namun, menurutnya, hal itu juga tidak memberikan sentimen positif yang cukup signifikan bagi peningkatan jumlah penjualan properti khususnya di sektor apartemen tersebut.

"Ada kebijakan PPnBM yang threshold-nya dinaikkan dan berimpilkasi pada produk apartemen di kisaran Rp10-Rp30 miliar. Tapi hal itu, nyatanya tidak terlalu berdampak luas terhadap pasar apartemen," ujarnya.

Diketahui, tingkat serapan penjualan apartemen di Jakarta pada kuartal III-2019, rata-rata memang mengalami sedikit kenaikan sekitar 0,3 persen ke level 87,5 persen.

Sementara itu, untuk proyeksi tingkat serapan tahun 2019-2023, diperkirakan akan stagnan di level 87 persen pada akhir 2019 ini. Ke depannya, prediksi tingkat serapan apartemen akan mengalami sedikit penurunan sekitar dua persen ke level 85-86 persen, hingga tahun 2023 mendatang.

Terkait harga jual apartemen di Jakarta pada kuartal III, rata-rata mencapai Rp34,6 juta per meter persegi, atau naik 1,4 persen dari kuartal sebelumnya secara quarter-on-quarter. Sementara itu, untuk proyeksi harga jual di tahun 2019-2023, harga diperkirakan tetap berkisar di angka Rp35 juta per m2 pada akhir tahun ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya