Terungkap, Ulama-ulama Irak Sedia Jasa Kawin Kontrak, Bisa Cuma 1 Jam
- bbc
Tim kami juga mendekati empat ulama di Karbala, situs ziarah terbesar di dunia bagi komunitas Syiah. Dua di antaranya setuju perihal kawin kontrak dengan gadis muda.
Empat ulama direkam diam-diam. Tiga di antaranya mengatakan bahwa mereka bisa menyediakan perempuan dewasa, sementara dua dari keempatnya menyanggupi untuk menyediakan gadis-gadis muda.
Sayyid Raad, seorang ulama di Baghdad, mengatakan kepada reporter BBC yang tengah menyamar bahwa hukum Syariah tidak mengatur batasan waktu kawin kontrak: "Seorang pria bisa menikahi sebanyak mungkin perempuan sesuai keinginannya. Anda bisa menikahi seorang gadis selama setengah jam, lalu segera setelah itu berakhir, Anda bisa langsung menikahi yang lainnya."
Di atas sembilan tahun
Kadhimiya adalah situs ziarah yang penting bagi komunitas Muslim Syiah - Getty Images
Ketika reporter kami menanyakan kepada Sayyid Raad apakah melangsungkan kawin kontrak dengan seorang anak diperbolehkan, ia menjawab, "Hati-hati saja agar jangan sampai ia kehilangan keperawanannya."
Ia menambahkan, "Anda bisa melakukan `pemanasan` dengannya, berbaring dengannya, menyentuh tubuhnya, payudaranya. Anda tidak boleh melakukan penetrasi dari depan. Tapi seks anal tidak apa-apa."
Ketika ditanya apa yang akan terjadi bila si anak perempuan merasa kesakitan, sang ulama menjawab sambil mengangkat bahunya. "Itu urusan Anda dan dirinya, apakah ia bisa menahan rasa sakit itu atau tidak."
Sheikh Salawi, ulama dari Karbala, ditanya oleh reporter investigatif kami - dan direkam menggunakan kamera rahasia - apakah anak perempuan berusia 12 tahun diperbolehkan kawin kontrak? "Ya, di atas sembilan tahun - tak ada masalah sama sekali. Menurut Syariah tak ada masalah," ujarnya.
Seperti Sayyid Raad, ia mengatakan bahwa satu-satunya masalah yaitu apakah si anak perempuan itu masih perawan. Pemanasan alias foreplay diperbolehkan, seks anal pun boleh selama si anak perempuan mengizinkan, ujarnya - sebelum kemudian menambahkan: "Lakukan yang kau mau."