Jumlah PSK Legal di Tunisia Terus Merosot, Kini Tinggal Puluhan
- bbc
"Suatu hari ada seorang pelanggan yang setelah berhubungan seks, dia mencuri, memukul dan mencekik saya," kata Nadia seorang PSK di Tunis. - BBC
Masa depan bisnis seks di Tunisia menimbulkan pro-kontra di kalangan para aktivis, kata Wahid Ferchichi, profesor hukum di Universitas Carthage sekaligus pegiat HAM kepada BBC.
"Banyak pihak dari kalangan politik dan masyarakat sipil yang mendukung penutupan (rumah bordil), karena menganggap bisnis seks adalah bentuk perbudakan baru atau perdagangan manusia," kata Prof Ferchichi.
"Tetapi jika kita menutup semua tempat ini dan hukum pidana Tunisia diterapkan, kita akan memenjarakan semua perempuan ini. Lantas apa jalan keluarnya?"
Bisnis seks melesu
Rancangan Undang Undang baru mengusulkan denda 500 dinar atau Rp2,4 juta, alih-alih pemenjaraan. Tetapi pengenaan denda berat ini tidak disukai pihak-pihak yang akan terdampak.
"Ini tidak masuk akal, dalam kondisi ekonomi di mana negara tidak punya uang dan tidak tersedia pekerjaan," kata Bouthayna Aouissaoui yang menjalankan asosiasi PSK di Sfax.