Menyingkap Rahasia Misteri Peradaban kuno Nabataean di Arab
- bbc
Kelompok survei terintegrasi yang dipimpin Jamie Quartermaine dari Arkeologi Oxford telah menjelajahi 11.500 lokasi. Survei ini biasanya dilakukan untuk memastikan tidak ada proyek bangunan di masa mendatang yang didirikan dekat lokasi arkeologi.
"Kami belajar dari kesalahan negara-negara lain guna mencegah kerusakan di sini. Kawasan yang dapat diakses untuk masyarakat umum, sebagaimana direncanakan untuk masa depan, bukan berarti bebas melakukan apa saja."
Survei ini juga membantu memberikan jawaban bagi para spesialis, seperti seni batu.
"Bahkan lima tahun lalu GPS tidak cukup akurat. Kini kami memakai beragam metode fotografi, termasuk drone, kamera yang yang digantung pada bagian bawah pesawat ringan, dan fotografi angkasa," papar Jamie Quartermaine.
Metode itu menyediakan foto-foto yang disesuaikan setiap dua hingga tiga detik guna mengukur jarak yang sebenarnya. Orang yang spesialis di bidang perangkat lunak mengombinasikannya ke resolusi tinggi sehingga memberikan model lansekap secara terperinci.
Kamera-kamera yang ditetapkan pada sudut 45 derajat telah menemukan lokasi pemakaman, lansekap pemakaman Era Perunggu, dan bangunan makam. Drone juga digunakan dengan kamera pada sudut yang sama.
"Ini membuat kami tak hanya melihat pemandangan horizontal, tapi juga vertikal. Kami diwanti-wanti bahwa kami kemungkinan bisa menemukan seni batu pada lokasi tertentu."
Pada tahap akhir survei, anggota spesialis dikirimkan ke lokasi, seperti ahli bebatuan, Maria Guagnin. Perempuan yang telah menghabiskan lima tahun di bagian utara jazirah Arab ini terkesan oleh bank data yang diciptakan untuk semua periode.