Dituding Langgar Komitmen soal Deforestasi, Unilever Beri Klarifikasi

Logo Unilever.
Sumber :
  • Unilever.co.uk

VIVA – Organisasi lingkungan yang berbasis di San Francisco, Amerika Serikat, yakni Rainforest Action Network atau RAN, merilis hasil investigasi lapangan mereka di tahun ini. Tujuannya adalah untuk mengungkap aktivitas perusakan lahan gambut, yang terjadi di dalam kawasan Suaka Margasatwa Rawa Singkil, Kabupaten Aceh Singkil.

5 Tumbuhan Langka di Indonesia, Miliki Kayu Terkuat Hingga Bunga Terindah

Laporan itu menyebut, terdapat sejumlah aktivitas terkait yang digerakkan oleh merek-merek makanan ringan dan bank-bank besar dunia, seperti misalnya Unilever, Nestlé, PepsiCo, Mondel?z, General Mills, Kellogg's, Mars, dan Hershey.

"Bukti yang dihasilkan dari investigasi kami sangat jelas, terlepas dari kenyataan bahwa merek-merek besar ini secara terbuka, telah berjanji untuk mengakhiri deforestasi, mereka masih memasok minyak sawit yang bersumber dari perusahaan yang mendorong ekspansi perkebunan kelapa sawit ke dalam salah satu jantung lanskap konservasi prioritas dengan tingkat perlindungan tertinggi untuk mengatasi krisis iklim dan kepunahan satwa liar—hutan gambut dataran rendah di Kawasan Ekosistem Leuser," kata Direktur Kebijakan RAN, Gemma Tillack, dalam laporan hasil investigasinya, Kamis 3 Oktober 2019.

Produk Konsumsi Rumah Tangga Topang Kinerja Positif Unilever 2020

Gemma menambahkan, pabrik kelapa sawit dalam investigasi ini sama sekali tidak memiliki sistem monitoring dasar untuk memastikan bahwa minyak sawit yang mereka kelola tidak bersumber dari perusakan hutan hujan. “Seharusnya, perusahaan dengan komitmen tanpa deforestasi tidak lagi membeli dari pabrik ini, apabila perusahaan memang memiliki itikad baik untuk menerapkan kebijakan yang telah mereka buat,” ujarnya.

Menanggapi tudingan tersebut, Corporate Secretary PT Unilever Indonesia Tbk, Sancoyo Antarikso menjelaskan, komitmen untuk menghindari unsur deforestasi dalam rantai pasok produksi pihaknya, hingga saat ini masih menjadi fokus yang sangat serius diperhatikan oleh Unilever.

Produk Kesehatan dan Kebersihan Dorong Penjualan Unilever saat Pandemi

“Setiap saran tentang deforestasi dalam rantai pasokan langsung atau tambahan, kami tanggapi dengan sangat serius," kata Sancoyo, saat dihubungi VIVAnews, Kamis.

Sancoyo menegaskan, hal itu sejalan dengan kebijakan sumber berkelanjutan bagi Unilever, di mana mereka pun telah memulai proses pengaduan, agar tindakan yang tepat dapat diambil jika diperlukan.

Dia juga memastikan, Unilever tidak memiliki hubungan langsung dengan pabrik di daerah Rawa Singkil, karena sumber minyak kelapa sawit Unilever langsung berasal dari GAR dan Musim Mas, di mana mereka juga memiliki kontak dengan keduanya.

"Unilever saat ini bekerja dengan IDH Sustainable Trade Initiative, Pemerintah Aceh Tamiang, Aceh Timur, dan perusahaan lain dalam mengembangkan pendekatan hukum untuk produksi minyak kelapa sawit berkelanjutan di dua kabupaten ini," kata Sancoyo.

"Tujuannya adalah untuk menciptakan model perlindungan-produk, bagi provinsi tersebut," tambahnya.

Diketahui, sejumlah nama perusahaan dan pihak-pihak yang disebut dalam laporan RAN tahun itu, ternyata telah mengadopsi kebijakan untuk mengakhiri deforestasi dalam rantai pasok mereka bertahun-tahun yang lalu.

Namun, hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa mereka masih terus memasok minyak kelapa sawit yang ditanam secara ilegal, dari dalam hutan gambut Suaka Margasatwa Rawa Singkil yang dilindungi.

Hutan gambut Suaka Margasatwa Rawa Singkil itu sendiri diketahui, merupakan bagian dari hutan hujan dataran rendah penting di Kawasan Ekosistem Leuser Sumatera, yang saat ini sudah sangat terkenal di dunia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya