PM Inggris Ajukan Proposal Terakhir Brexit
- UK Parliament website
VIVA – Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson menerbitkan proposal terakhir Brexit, untuk memperingatkan bahwa Inggris akan keluar dari Uni Eropa pada 31 Oktober 2019, tanpa kesepakatan jika Uni Eropa tidak menerima persyaratannya
Pejabat Uni Eropa dan Inggris yang menentang Brexit, khawatir akan terjadi kekacauan ekonomi, jika Inggris mengakhiri 46 tahun keanggotaan Uni Eropa, tanpa suatu perjanjian formal.
Johnson sebelumnya telah memperingatkan bahwa hal ini adalah tawaran terakhirnya. Tetapi, solusi barunya yang kompleks itu mendapatkan respons dingin dari Brussels (Uni Eropa). Seorang anggota parlemen senior mengatakan, reaksi awal Parlemen Eropa terhadapnya tidak positif sama sekali.
Johnson mengatakan, Inggris dan Uni Eropa memiliki waktu hingga 11 Oktober 2019, untuk menyelesaikan garis besar utama kompromi, sehingga dapat dimasukkan dalam agenda pertemuan tingkat tinggi pemimpin UE di Brussels pada 17-18 Oktober 2019 mendatang.
"Mari kita tidak ragu, apa alternatifnya. Alternatifnya bukan kesepakatan. Itu sama sekali bukan hasil yang kita cari. Tetapi, izinkan saya memberi tahu Anda teman-teman saya, itu adalah hasil yang kami siapkan," kata Johnson, seperti dikutip Channel News Asia, Kamis 3 Oktober 2019.
Rencana terbaru Johnson, mencakup beberapa ketentuan dasar, termasuk batas waktu empat tahun, yang telah ditolak oleh para pemimpin UE di masa lalu.
Setelah berbicara melalui telepon dengan Johnson, Presiden Komisi Uni Eropa, Jean-Claude Juncker menunjuk ke poin-poin bermasalah yang menurutnya akan membutuhkan pekerjaan lebih lanjut dalam beberapa hari mendatang.
Sementara itu, Perdana Menteri Irlandia, Leo Varadkar mengatakan, proposal Johnson tidak sepenuhnya memenuhi tujuan yang disepakati, meskipun dia berjanji untuk mempelajarinya kembali secara lebih rinci. (asp)