Logo ABC

Suka-Duka Kerja jadi Penerjemah Bahasa Indonesia di Australia

Dua penerjemah Indonesia, Tomik dan Yoeliana berbagi kisah sebagai penerjemah berkewarganegaraan Indonesia di Australia.
Dua penerjemah Indonesia, Tomik dan Yoeliana berbagi kisah sebagai penerjemah berkewarganegaraan Indonesia di Australia.
Sumber :
  • abc

Di tahun "70-an, misalnya, ia sering diminta menerjemahkan untuk kepala negara bagian Australia Selatan (Premier) saat itu, Don Dunstan.

"Tidak banyak bakat penerjemah" Tomik Subagio Tomik Subagio sudah menjadi penerjemah sejak tahun 1970 dan dikenal baik dalam komunitas Indonesia di Australia Selatan.

Foto: supplied

Penggemar nasi goreng udang ini mengaku suka menolong orang-orang yang membutuhkan jasanya secara cuma-cuma dan mengatakan tidak ada keinginan untuk meninggalkan profesi itu.

"Saya tidak ada maksud berhenti sebagai penerjemah. Pertama, saya senang dengan pekerjaan ini, kedua, karena profesi ini adalah pelayanan masyarakat yang sangat penting," kata Tomik yang hingga kini masih warganegara Indonesia.

"Dan tidak banyak bakat yang dapat mencapai tingkat profesional dalam pekerjaan ini," ujarnya.

Untuk bisa menjadi penerjemah Bahasa Indonesia-Inggris di Australia harus memegang sertifikat NAATI.

Tomik sudah menerima beberapa penghargaan dari komunitas penerjemah dan pemerintah, termasuk dari Pusat Penafsiran dan Penerjemahan pemerintah Australia Selatan, yang akan menerbitkan artikel singkat yang memperkenalkan Tomik kepada pembaca mereka.