Diminta Setop Beroperasi, Sriwijaya Air Group Tetap Berjalan Normal

Sriwijaya Air
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA – Sriwijaya Air Group memastikan bahwa Sriwijaya Air dan NAM Air tetap menjalankan seluruh kegiatan operasional secara normal. Seluruh penerbangann Swijaya Air dan NAM Air dalam pengawasan melekat dari Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan Republik Indonesia,.

IHSG Ditutup Terpuruk di Level 6.956, Dua Hal Ini Diharap Bisa Stop Tren Koreksi

Sebelumnya beredar surat yang menyebutkan bahwa Sriwijaya Air direkomendasikan untuk setop beroperasi karena indeks risiko Sriwijaya masih berada dalam zona merah 4A atau tidak diterima pada situasi yang ada. 

Direktur Quality Safety and Security Sriwijaya Air,  Toto Soebandoro, mengatakan secara tegas bahwa surat tersebut merupakan masukan yang bersifat internal, dan disampaikan kepada seluruh jajaran Top Management Sriwijaya Air dan NAM Air dengan maksud menghindari setop operasi.

Perbedaan Pengawasan Aset Kripto di OJK Setelah Beralih dari Bappebti

“Pertama bahwa saya tidak pernah sama sekali membicarakan ini kepada pihak di luar perusahaan. Ini murni masukan yang hendak saya sampaikan dalam rapat manajemen terkait temuan dan kondisi beberapa waktu yang lalu dan sifatnya kondisional saja,” ucap Toto dikutip dari keterangan tertulisnya, Senin 30 September 2019.

Namun demikian, Toto meyakini bahwa kini Sriwijaya Air dan NAM sudah dapat mengatasi permasalahan yang ada melalui direktorat terkait.

Bursa Asia Anjlok Tertekan Data Tenaga Kerja AS, Investor Pesimis The Fed Pangkas Suku Bunga

“Kemarin Direktur Teknik pun sudah memberikan klarifikasi dan tanggapan atas temuan yang kami temukan. Kini semua sudah dapat diatasi dan Sriwijaya Air dan NAM Air dipastikan masih mengudara di bawah pengawasan DKPPU,” lanjutnya.

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi/Realisasi Investasi.

Bursa Asia Menguat Seiring Kinclongnya Data Inflasi AS

Bursa Asia-Pasifik menguat pada pembukaan perdagangan pasar, Rabu, 15 Januari 2025. Lonjakan menyusul data inflasi AS serta sejumlah sentimen bisnis dari Jepang.

img_title
VIVA.co.id
15 Januari 2025