Penghargaan Nobel Alternatif Untuk Greta Thunberg
- dw
Jacob von Uexkell menganggap kategori-kategori yang ada dalam pemberian Hadiah Nobel tidak cukup representatif dalam menghadapi tantangan-tantangan kemanusiaan yang sebenarnya. Penulis dan kolektor prangko profesional berdarah Jerman-Swedia ini lantas mendirikan Right Livelihood Award atau juga dikenal sebagai Hadiah Nobel Alternatif.
Setiap tahun sejak 1980, penyelenggara di Stockholm memberikan penghargaan kepada orang-orang yang proaktif dalam melawan polusi, ancaman nuklir, pelanggaran hak asasi manusia dan eksploitasi terhadap kaum minoritas. Yayasan Right Livelihood setiap tahun menerima lebih dari 100 usulan kandidat dari seluruh dunia. Juri kemudian memilih pemenang yang selalu diberikan pada bulan Desember.
Sejauh ini, Penghargaan Right Livelihood telah diberikan kepada 174 orang dari 70 negara. Tahun ini para penerima penghargaan datang dari Sahara Barat, Cina, Brasil dan Swedia. Mereka tergabung dalam perjuangan untuk keadilan, penentuan nasib atas diri sendiri dan masa depan yang lebih baik.
"Kami menghormati empat orang visioner yang tindakannya telah memungkinkan jutaan orang lain untuk dapat mempertahankan hak-hak dasar mereka dan berjuang demi masa depan yang layak di planet ini," ujar juri.
"Gandhi dari Sahara Barat"
Ia telah menjadi aktivis sejak masih remaja. Aminatou Haidar telah berkampanye secara damai untuk kemerdekaan tanah airnya, Sahara Barat. Wilayah yang dahulunya adalah koloni Spanyol ini secara singkat merdeka pada tahun 1975. Tidak lama kemudian, Maroko menguasai Sahara Barat. Sejak itu, pihak berwenang Maroko menargetkan penduduk asli Sahara Barat yaitu bangsa Sahrawi.
Haidar menjadi wajah gerakan yang berdedikasi untuk penentuan nasib sendiri bangsa Sahrawi dan penghormatan terhadap hak asasi manusia yang mendasar. Dia juga adalah pendiri dan presiden organisasi hak asasi manusia Collective of Sahrawi Rights Defenders (CODESA).
Aktivis ini telah mengorganisasi demonstrasi, mendokumentasikan penyiksaan dan melakukan mogok makan untuk meningkatkan kesadaran publik akan keadaan bangsanya. Tindakan ini tidak disukai oleh otoritas Maroko. Untuk itu Haidar sering berada di balik jeruji besi - tanpa adanya tuntutan atau pengadilan terlebih dahulu. Dia menghabiskan empat tahun sendirian di sebuah penjara rahasia, terisolasi dari dunia luar.