LPS Bongkar Sebab Loyonya Pertumbuhan Kredit Perbankan 

Aktivitas bank peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di Serpong, Tangerang, Banten.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

VIVA – Lembaga Penjamin Simpanan atau LPS menyebut bahwa terjadi kecenderungan perlambatan pada pertumbuhan sektor kredit perbankan hingga pertengahan 2019.

Gibran Minta Menpar Gelar Event hingga Convention di Lokasi Pasca-Bencana Guna Pulihkan Ekonomi Setempat

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, pertumbuhan kredit perbankan hanya 9,58 persen pada Juli 2019, atau turun dari Juni yang mencapai 9,91 persen.

Ketua Dewan Komisioner LPS, Halim Alamsyah menjelaskan, selain adanya faktor perlambatan ekonomi global, hal itu juga dipengaruhi oleh sisi permintaan atau demand terhadap kredit.

OJK Pastikan UMKM yang Utangnya Dihapus karena Masuk Kriteria PP 47/2024 Keluar dari Daftar Hitam SLIK

"Apabila pertumbuhan ekonomi nasional yang masih dipatok di kisaran lima persen bisa terakselerasi, maka permintaan terhadap kredit bank juga akan membaik," kata Halim di kantornya, kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Selasa 24 September 2019.

Selain itu, dampak perang dagang Amerika Serikat dan China, serta sejumlah eskalasi geopolitik global, diakui Halim, turut berkontribusi dalam menambah aspek ketidakpastian di ranah tersebut.

Tolak PPN Naik Jadi 12 Persen, YLKI Beberkan Ketidakadilan dalam Pemungutan Pajak

"Jadi. semoga kita mampu mengendalikan pertumbuhan ekonomi, yang walaupun tidak ideal, karena hanya lima persen. Tetapi, mudah-mudahan tahun ini masih bisa tumbuh, sehingga permintaan kredit tidak terlalu melambat," ujar Halim.

Meski demikian, Halim memprediksi, sektor kredit perbankan baru akan mulai tumbuh pada 2020 mendatang, di kisaran 12,1 persen. Hal itu mengacu pada proyeksi 2019, yang digadang mencapai sebesar 11,7 persen.

"DPK (Dana Pihak Ketiga) pada 2020, diproyeksi tumbuh 8,4 persen, dari target 2019, sebesar 7,4 persen," kata Halim.

"Kemudian LDR (loan to deposit ratio) bank pada 2020, juga akan naik menjadi 100,6 persen, dari 96,8 persen yang ditargetkan pada 2019 ini," ujarnya. (asp)

Ilustrasi Keuangan

PPN 12% Membebani? Ini Alasan Mengapa Frugal Living Bisa Guncang Ekonomi RI

PPN 12% makin berat? Temukan alasan mengapa frugal living bisa jadi solusi hemat yang mampu mengguncang ekonomi Indonesia. Yuk, mulai hidup lebih bijak!

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024