Kisah Korban Perkosaan Selamatkan Diri dari Siksaan Ayahnya
- bbc
"Pelecehan yang dilakukan ayah saya direncanakan. Tindakan itu dilakukan secara sengaja dan dia menikmatinya," kata Jeni di depan pengadilan.
"Dia mendengar saya memohon agar dia berhenti, dia mendengar saya menangis, dia melihat saya kesakitan dan merasa diteror, dia melihat saya berdarah dan cedera. Dan keesokan harinya, dia melakukannya lagi."
Haynes juga mencuci otak Jeni dengan mengatakan dia dapat membaca pikirannya. Dia juga mengancam akan membunuh ibu, saudara laki-laki dan perempuannya.
Ayahnya juga membatasi pergaulannya di sekolah. Jeni menjadi pendiam dan mulai berpikir lewat syair lagu untuk bersembunyi.
Jeni juga tidak mendapatkan perawatan atas cedera karena pemukulan dan pelecehan seksual.
Pelecehan terus berlanjut sampai Jeni berumur 11 tahun, ketika keluarganya kembali ke Inggris. Orang tuanya kemudian bercerai pada tahun 1984. Dia meyakini tidak seorangpun, termasuk ibunya, tidak mengetahui apa yang dialaminya.
Sekarang, di umur 49 tahun, Jeni mengalami cedera permanen pada mata, dagu, perut, anus dan tulang tungging. Dia telah menjalani berbagai pembedahan untuk mengatasinya.
Jeni mengatakan dirinya adalah Symphony saat anak-anak. - JENI HAYNES
Ribuan kepribadian