BI Pastikan Penurunan Bunga Bank Terjadi Secara Bertahap

Tumpukan uang di Bank Indonesia.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Guna meningkatkan kredit kendaraan bermotor dan kredit pemilikan rumah atau KPR, Bank Indonesia melakukan upaya pelonggaran aturan makroprudensial melalui  pinjaman terhadap nilai aset atau loan to value/LTV.

Gubernur BI Buka Peluang BI Rate Turun di Kuartal IV-2024

Nantinya, dipastikan bahwa uang muka KPR dan kredit kendaraan bermotor akan bisa lebih rendah, sehingga mampu mengerek pertumbuhan kredit di kedua sektor tersebut.

Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI, Juda Agung mengakui, upaya dengan tujuan serupa juga sudah dilakukan pihaknya, yakni dengan menurunkan bunga acuan sebanyak tiga kali. Diharapkan, cara itu juga akan mampu menurunkan bunga kredit.

Gubernur BI Buka Peluang Turunkan BI Rate

"Mudah-mudahan dengan BI 7-Day Repo Rate yang sudah turun tiga kali, suku bunga kredit di semua sektor juga akan mengikuti, (sehingga) transmisi terjadi," kata Juda di kantornya, kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat 20 September 2019.

Meski demikian, Juda mengingatkan bahwa setiap kebijakan moneter sifatnya selalu sistemik, dan membutuhkan waktu untuk bisa melihat hasil dari proses dan mekanisme penerapannya.

Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di Level 3,5 Persen

"Kekurangan dari kebijakan moneter selalu tidak langsung. Sekarang diturunkan, besok suku bunga bank langsung ikut turun, tidak begitu," ujarnya.

Juda menjelaskan, biasanya hal itu akan dimulai dari penurunan suku bunga deposito, kemudian diikuti dengan penurunan biaya pendanaan bank. "Setelah itu baru adjustment, turunkan suku bunga kredit dengan tujuan agar mendorong permintaan kredit itu sendiri," kata dia.

Karenanya, Juda memastikan bahwa meskipun saat ini sudah mulai terjadi penurunan suku bunga secara agregrat, baik deposito maupun kredit, tetapi jika dilihat dari full adjustment atau secara penyesuaian penuh, hal itu masih memerlukan waktu.

"Penurunanan suku bunga itu kebijakannya perlu waktu, tetapi memang selama ini pasti akan ikut tertransmisi dengan baik, walaupun waktunya memang tidak bisa sebentar," ujarnya.

Diketahui, hingga saat ini, salah satu kendala bagi pertumbuhan KPR di Indonesia, adalah akibat masih sangat tingginya tingkat suku bunga. Berdasarkan Suku Bunga Dasar Kredit Perbankan (SBDK) di Otoritas Jasa Keuangan, bunga KPR 10 bank besar tercatat masih di angka 12,5 persen.

Bahkan, data mortgage interest rate percentages di Asia menunjukkan, bunga KPR di Indonesia termasuk yang sangat tinggi dibandingkan dengan negara lain seperti misalnya Singapura (2,5 persen), Malaysia (4,53 persen), Thailand (5,72 persen), India (9,45 persen), atau bahkan Vietnam (8,85 persen).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya