Gagalkan Mega Proyek PLTA, Kallang Diganjar Penghargaan Lingkungan
- Video BBC
VIVA – Aktivis lingkungan bernama Peter Kallang mendapatkan penghargaan lingkungan hidup internasional bergengsi setelah upayanya selama bertahun-tahun untuk menyetop pembangunan mega bendungan PLTA di hutan hujan tropis Sarawak Malaysia akhirnya membuahkan hasil.
Dikutip dari laman BBC, Peter Kallang yang merupakan koordinator Save Rivers mengkampanyekan dengan giat pentingnya mempertahankan sungai dan hutan di Borneo agar lingkungan tetap terjaga. Dia memulai mengkampanyekan di akar rumput dan dunia luar.
Setelah lima tahun bekerja melawan rencana pembangunan rangkaian bendungan tersebut sejak 2010, pemerintah Malaysia akhirnya membatalkan proyek mega bendungan yang selama ini diklaim akan menjadi pemasok energi listrik dengan sumber terbarukan demi kebutuhan industri yang semakin besar. Proyek besar ini disebut Sarawak Corridor of Renewable Energy.
Bendungan hidroelektrik atau PLTA di tengah hutan tropis bisa menyebabkan kerusakan lingkungan dan meningkatkan efek gas rumah kaca. Pembangunan dam yang pertama selesai pada 2010 dan menyebabkan pencemaran dalam air pula penggusuran terhadap warga lokal.
Oleh karena itu Peter Kallang mulai mengkampanyekan penolakan terhadap pembangunan bendungan lanjutan. Kallang mengatakan pembangunan bendungan di wilayah tropis jelas akan meningkatkan efek gas rumah kaca pula memproduksi karbondioksida dan sulfur lebih banyak.
Selain itu gas metana yang dihasilkan bisa merusak vegetasi hutan. Oleh karena itu hal semacam ini bahkan lebih buruk dibandingkan pembangkit listrik tenaga fosil.
Kallang mengatakan dia memulai bergerak dari akar rumput agar masyarakat paham bahayanya pembangkit listrik di hutan hujan tropis. Upaya itu berhasil menggagalkan pembangunan pembangkit listrik Sarawak Corridor setelah lima tahun bergerak.
Peter Kallang atas upayanya kemudian diganjar penghargaan bidang lingkungan bergengsi dunia 2019 Seacology Prize.