Datang ke Mentawai, Menteri PPN Resmikan PLTBm Pertama di Asia Pasifik

Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro
Sumber :
  • VIVAnews/Andri Mardiansyah

VIVA – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, meresmikan pembangkit listrik tenaga biomassa (PLTBm) berbasis bahan bakar bambu berkapasitas 250 kW di desa Saliguma, Pulau Siberut, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Selasa 17 September 2019.

Ridwan Kamil Klaim Urusan Jakarta Akan Lancar jika Rido Menang karena Ada Prabowo

Selain di desa Saliguma, PLTBm ini juga dibangun di dua desa lainnya di Kepulauan Mentawai, yakni di Desa Madobag, dan Matotonan, dengan total kapasitas daya mencapai 700 kW. Untuk pengelolaannya, PLTBm ini dikelola oleh Perusahaan Daerah Kemakmuran Mentawai dan dijalankan dengan pola excess power kerja sama dengan PLN Sumbar. 

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional mengklaim, kalau PLTBm di Mentawai ini, merupakan yang pertama di Asia Pasifik. PLTBm ini dibangun untuk menggantikan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) berkapasitas 1.300 kW yang selama ini telah beroperasi di Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Tampil di Pestapora, Andre Taulany Goda Erica Carlina, Desta: Bebas Banget Ndre

“PLTBm ini, dibangun di tiga desa, yakni Saliguma, Madobag, dan Matotonan, dengan total kapasitas 700 kW untuk 1.233 kepala keluarga. PLTBm ini berbasis bahan bakar bambu. Ini yang pertama di Indonesia, bahkan di Asia Pasifik,” kata Bambang, Selasa 17 September 2019.

Menurut Bambang, pembangunan PLTBm di Kepulauan Mentawai ini mengusung konsep three in one development. Yakni, PLTBm menyediakan energi listrik untuk daerah yang sama sekali belum teraliri listrik, menjadi salah satu upaya pengembangan energi baru terbarukan (EBT), khususnya tenaga biomassa yang masih belum banyak dikembangkan dan juga bagian pembangunan daerah 3T atau Tertinggal, Terdepan dan Terluar. Pembangunan PLTBm ini menunjukkan bahwa negara hadir di setiap titik wilayah NKRI. 

Usai Dijemput Nikita Mirzani, di Mana Lolly Sekarang?

“Dengan pembangunan pembangkit ini, Indonesia dapat menambah rasio elektrifikasi nasional. Pemerintah saat ini, berupaya mewujudkan target 23 persen EBT dalam bauran energi sebelum 2025. Kementerian PPN/Bappenas bekerja sama dengan mitra pembangunan akan terus mendorong upaya penyediaan listrik daerah 3T melalui pemanfaatan EBT, mengingat upaya penggantian diesel dengan EBT ini ibarat sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui,” ujar Bambang.

Penghematan Rp14 miliar per tahun

Dia menyebut, potensi penghematan yang akan diperoleh dari PLTBm ini jika dibandingkan dengan PLTD adalah Rp14 miliar per tahun. Selain penghematan. Pendapatan masyarakat juga dapat meningkat dengan adanya pembelian bambu dari kebun masyarakat setempat dan penyerapan tenaga kerja sebesar Rp2 miliar per tahun. 

Terpisah, Bupati Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet menyebutkan, jika PLTBm ini merupakan suatu inovasi yang spektakuler untuk bangsa. Dan ini, satu-satunya ada di Mentawai. 

Yudas menilai, PLTBm ini memiliki manfaat yang sangat besar. Karena, bisa menghemat energi fosil. Di samping juga ada, kepentingan bersama antara ekonomi dan penerangan yakni, listrik.

Menurut Yudas, aliran listrik di Kepulauan Mentawai saat ini belum merata. Masih ada sekitar 40 persen masyarakat yang belum mendapatkan layanan listrik. Maka dengan hadirnya PLTBm ini, diharapkan mampu menerangi seluruh pelosok Mentawai.

Terkait dengan bahan dasar yakni bambu, Yudas mengklaim, saat ini sudah ada sekitar 259 hektare lahan di Mentawai yang sudah ditanami bambu. Yudas yakin, kebutuhan dasar yakni bambu untuk PLTBm di Mentawai ini dapat terpenuhi. Bambu sangat mudah didapati di Mentawai, karena bambu juga merupakan bagian dari tradisi masyarakat Mentawai. [mus]

ilustrasi pembangkit listrik.

Rasio Elektrifikasi PLN di Mentawai Naik Menjadi 51,82 Persen

Berkat opesional PLTBm di Mentawai

img_title
VIVA.co.id
18 September 2019