Komisi VII Ultimatum SKK Migas Segera Ambil Alih Blok Rokan
- Fikri Halim/VIVA.co.id
VIVA – Komisi VII DPR RI menggelar rapat dengar pendapat dengan Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto dan Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Djoko Siswanto beserta jajarannya. Hal yang dibahas adalah soal penggunaan cost recovery 2015-2018.
Rapat dipimpin oleh Ketua Komisi VII, Gus Irawan Pasaribu. Meski awalnya membahas cost recovery, rapat mulai panas saat para pimpinan dan anggota Komisi VII mendesak SKK Migas untuk segera menginstruksikan PT Pertamina segera masuk ke Blok Chevron, sebelum kontrak yang seharusnya berakhir pada 2021.
Wakil Ketua Komisi VII Muhammad Nasir tidak ingin produksi Blok Rokan pada 2021 nanti malah menurun. Untuk itu, Politikus asal Riau itu meminta SKK Migas memutuskan agar Pertamina masuk ke Blok Rokan. Bahkan, dia meminta Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mundur dari jabatannya jika itu tidak segera dilakukan.
"Kalau tidak bisa kami minta Anda mundur dari jabatan, kami minta segera dilakukan. Sudah, kita tegas saja, Minggu depan Saya minta Pertamina langsung akuisisi saja," kata Nasir dalam rapat di Komisi VII DPR Senayan, Jakarta, Selasa malam 10 September 2019.
Menurutnya, masyarakat Riau juga harus menikmati setelah blok legendaris di pulau Sumatera itu dikuasai oleh Pertamina. "Kami minta minggu ini selesai, secara prinsip dan administrasi selesai," tegas dia.
Sementara itu, Ketua Komisi VII yang juga pimpinan rapat, Gus Irawan Pasaribu menekankan, pihaknya juga mendorong peningkatan produksi migas yang selama ini menjadi permasalahan di Indonesia selama ini. Dia khawatir jika nanti Blok Rokan diserahkan dari Chevron ke Pertamina dalam kondisi yang sulit berproduksi.
"Tahun 2021 kontrak dengan Chevron (Di Blok Rokan) berakhir, jangan barang setengah jadi ini tidak bisa digunakan lagi setelah itu. Intinya kita tidak ingin transisi Mahakam (Yang sebelumnya dikuasai Chevron) berulang," kata dia.
Dalam proses transisi Blok Rokan, dia juga menegaskan agar semua prosesnya jangan sampai menyebabkan penurunan produksi. Hal itu sejalan dengan fungsi cost recovery untuk meningkatkan produksi migas.
"Komisi VII ingin, memang konsen dengan cost tapi kami ingin mendorong semua KKKS terus meningkatkan produksi. Jangan cost ditekan produksi juga ditekan," ujarnya. [mus]