B30 Diterapkan 2020, Aprobi Tambah Kapasitas Pabrik Biodiesel

Minyak kelapa sawit (CPO) campuran Biodiesel.
Sumber :
  • R Jihad Akbar/VIVAnews.

VIVA – Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) mengaku akan ada peningkatan kapasitas produksi biodiesel untuk melayani kebutuhan penerapan mandatori B30 awal tahun depan. Presiden Joko Widodo diketahui telah menginstruksikan kebijakan tersebut agar dapat dilaksanakan 1 Januari 2020. 

Implementasi B50 Butuh Bangun 9 Pabrik Biodiesel Baru, Ini Penjelasannya

Wakil Ketua Aprobi, Harry Hanawi mengatakan, pihaknya sudah siap dari sisi kapasitas. Dia mengatakan, kapasitas pabrik yang dimiliki anggota Aprobi sekarang sudah mencapai 11 juta kilo liter (kl) per tahun.

"Dari segi volume, (kebutuhan biodiesel) enam juta B20 dan kalau B30, sembilan juta. Kapasitas pabrik 11 juta kl per tahun," kata Harry di kantor Balitbang, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Kamis 5 September 2019. 

Bahlil Ungkap Program B40 Siap Diimplementasikan 1 Januari 2025

Dia menjelaskan, sisa produksi biodiesel itu masih bisa diekspor ke luar negeri. Namun, dia menegaskan akan terlebih dahulu mengutamakan kepentingan dalam negeri. Selain ada persoalan pengenaan tarif ekspor biodiesel ke Uni Eropa, menurutnya, pasokan dalam negeri saat ini memang lebih penting.

"Sisanya bisa ekspor, ke China, Eropa juga, ke AS juga. Tapi kita tidak utamakan itu, kita utamakan lokal dulu," kata Harry yang juga direktur Corporate Affair Sinarmas Agribusiness and Food itu.

Government Targets B50 Fuel Implementation in 2026

Dalam satu atau dua tahun ke depan, dia melanjutkan, akan ada penambahan kapasitas sekitar 20 persen atau setidaknya ada tiga sampai empat pabrik biodiesel baru dari sebelumnya sebanyak 19 pabrik.

"Sekarang yang existing 19 pabrik dengan kapasitas 11 juta," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Badan Litbang ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan, untuk pelaksanaan mandatori B30 pada tahun depan, tidak hanya  kesiapan dari sisi kendaraan melainkan juga kualitas bahan bakar.

"Kita lakukan ini memastikan dari sisi kendaraan. Tidak hanya itu kita juga memastikan dari sisi bahan bakar. Ini spec-nya juga berubah, nanti dipastikan di SNI ditetapkan. Jadi spec-nya kita tidak hanya menyesuaikan dari sisi kendaraan saja, tapi juga dari bahan bakar. Misalnya kandungan airnya lebih rendah," kata dia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto

RI Menang di WTO, Menko Airlangga: Dunia Harus Terima Biodiesel Kelapa Sawit Indonesia

Menko Airlangga Hartarto mengatakan dengan kemenangan ini mau tidak mau dunia harus menerima biodiesel berbasis kelapa sawit milik Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
17 Januari 2025