Jokowi Prediksi Krisis Global Bisa Terjadi, RI Butuh Payung Investasi
- ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
VIVA – Presiden Joko Widodo memprediksi, resesi atau krisis global akan terjadi. Maka, untuk menghindari efek ke Indonesia, perlu membuka peluang investasi yang besar.Â
Dalam rapat kabinet terbatas mengenai kondisi ekonomi global, Kepala Negara mengingatkan bahwa ekonomi global saat ini mengalami perlambatan dan diprediksi mengalami resesi.
"Kita tahu semuanya pertumbuhan ekonomi global telah mengalami perlambatan dan kemungkinan terjadinya resesi itu semakin besar," ujar Presiden Jokowi, dalam sambutannya, di Istana, Rabu 4 September 2019.
Untuk mengantisipasi kondisi itu, Indonesia harus berbenah. Mempersiapkan segala sesuatu yang bisa berdampak langsung bagi perekonomian dalam negeri.Â
"Payung harus kita siapkan. Kalau hujannya besar kita enggak kehujanan, kalau gerimis ya kita enggak kehujanan," katanya.Â
Kondisi krisis global memang diharapkan tidak terjadi. Indonesia pun tidak berdampak atas situasi itu. Namun sepertinya, kata Jokowi, krisis itu bakal terjadi.Â
"Tapi angka-angka menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi global sudah mengalami perlambatan dan kemungkinan resesi akan semakin besar," kata mantan gubernur DKI Jakarta itu.Â
Ia mencontohkan, saat ini mata uang yuan China dan peso Argentina sudah mengalami depresiasi. Maka, kata Jokowi, perlu langkah antisipasi agar dampak yang semakin besar atas krisis global bisa dihindari.Â
Apa langkah dan solusi yang menurut Jokowi ampuh untuk menghindari krisis global itu?Â
"Jalan yang paling cepat adalah yang berkaitan dengan foreign direct investment, FDI. Kuncinya hanya ada di situ. Enggak ada yang lain. Kuncinya hanya ada di situ," tutur Presiden.Â
Karena regulasi mengenai investasi di Indonesia sangat berbelit, maka Jokowi meminta jajarannya untuk diinventarisasi. Akibat aturan-aturan itu, menurut Presiden, banyak investor yang batal menanamkan modal ke Indonesia.Â
"Nanti seminggu lagi kita akan bicara mengenai masalah bagaimana segera menyederhanakan peraturan-peraturan yang menghambat dan memperlambat itu," kata Jokowi.Â