Anak Pengungsi Palestina Lulus Harvard, Perjuangan Masuk AS Bak Drama
- Twitter @raza_hamzah/Aljazeera
VIVA – Remaja Palestina yang merupakan pengungsi ke Lebanon diterima di Harvard namun
sempat ditolak masuk Amerika Serikat. Dia hampir pupus harapannya menempuh pendidikan di kampus paling bergengsi di Amerika Serikat tersebut. Dilansir laman Aljazeera, remaja bernama Ismail Ajjawi tersebut pada akhirnya di detik-detik terakhir bisa tiba di Harvard dan memulai hari pertamanya belajar di sana.
Lelaki muda bernama Ismail Ajjawi tersebut berusia 17 tahun. Ajjawi merupakan keturunan Palestina yang pada 23 Agustus 2019 lalu tidak diperbolehkan masuk ke Amerika Serikat dan dipulangkan ke Lebanon setelah berjam-jam sempat telantar harus menunggu lama di Bandara Internasional Boston Logan, AS.
Ajjawi mengatakan bahwa dia mendapat informasi bahwa visanya ditangguhkan oleh pihak imigrasi setelah dia ditanyai perihal orientasi politiknya akibat adanya sebuah unggahan di media sosial yang ditautkan teman Ismail Ajjawi di akun media sosialnya.
Ajjawi mengatakan bahwa isi ponsel dan laptopnya juga ikut diperiksa. Pihak otoritas di AS juga mempertanyakan soal pratik agamanya di Lebanon.
Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (CBP) Amerika Serikat melalui juru bicaranya Michael McCarthy mengatakan bahwa pada saat pemeriksaan, Ajjawi memang tak lolos.
"Berdasarkan informasi yang didapatkan CBP, dia tidak lolos," kata McCarthy.
Namun kemudian pihak Kedubes AS di Beirut meninjau ulang kasus Ajjawi dan visanya sebagaimana disampaikan lembaga Amideast yang merupakan lembaga nonprofit yang memberikan beasiswa kepada Ajjawi.
Selain itu muncul pula petisi di Harvard yang mendukung Ajjawi dan hingga awal pekan ini ada 7000 orang yang meneken petisi itu. Juru bicara Universitas Harvard, Jason Newton menyebutkan bahwa sejak pekan lalu kampus tersebut berupaya agar Ajjawi boleh masuk AS dan mengikuti pendidikannya tepat waktu.
Berbagai upaya tersebut kemudian membuahkan hasil dan Ajjawi diperbolehkan menginjakkan kaki di AS. Ajjawi tumbuh di kamp pangungsian di bagian selatan Lebanon dan lulus dari SMA Deir Yassin yakni SMA yang dikelola oleh badan PBB yang mengurusi pemulihan dan pengungsi Palestina (UNRWA) di Kota Tyre.
Menurut UNRWA dan Amideast, Ajjawi mengambil jurusan Fisika dan Biologi Kimia di Harvard dan berharap akan bisa berkarier nantinya di bidang medis. (ren)