Sepakat dengan Mozambik, RI Jelajahi Pasar Ekspor di Afrika

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Pemerintah Indonesia dan Mozambik meneken kerja sama Preferential Trade Agreement atau PTA. Langkah ini menjadi stimulus bagi Indonesia menggarap pasar Afrika di tengah gejolak ekonomi global dan amankan ekspor.

Kanwil Bea Cukai Jakarta Gelontorkan Fasilitas Kawasan Berikat untuk Dua Perusahaan Ini

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, sangat menyambut baik ditandatanganinya Indonesia-Mozambik Preferential Trade Agreement (IM-PTA). 

Menurut dia, perjanjian dagang ini dinilai sangat potensial untuk membuka akses pasar produk Indonesia yang lebih besar ke pasar Mozambik. Tak hanya itu, produk Indonesia juga bisa masuk ke pasar Afrika di sekitar Mozambik. 

Pelepasan Ekspor Berkelanjutan Produk Kerajinan Kerang Asal Magelang

"Kemungkinan yang akan memanfaatkan adalah industri-industri kita yang memang ekspansif mengekspor seperti palm oil dan turunannya, kertas, garmen, makanan minuman, dan lain-lain," ucap Shinta dalam keterangannya, dikutip Kamis 29 Agustus 2019.

Shinta menuturkan, selama ini melihat pasar Afrika merupakan pasar non tradisional yang tidak besar dan tidak semenguntungkan pasar tujuan ekspor tradisional. 

Hilirisasi Dorong Peningkatan Investasi dan Perluasan Lapangan Kerja

Namun, kata dia, pembukaan pasar Afrika melalui IM PTA merupakan langkah maju. Utamanya dalam hal mendiversifikasi pasar tujuan ekspor dan komoditi ekspor Indonesia ke kancah dunia. 

"Sehingga, secara keseluruhan performa ekspor kita ke seluruh dunia lebih stabil dan konsisten tujuan dengan dibukanya negara-negara ekspor alternatif," ujarnya. 

Apindo, lanjut Shinta, menilai saat ini pasar tujuan ekspor dan komoditi yang diekspor terlalu sempit. Ekspor hanya ke negara-negara tertentu dengan komoditi yang juga tertentu sangat rentan terganggu. 

Hal ini bisa datang jika negara tujuan ekspor tengah mengalami perlambatan ekonomi atau menerapkan proteksi perdagangan terhadap produk Indonesia sebagaimana terjadi saat ini. 

"Karena itu, pembukaan pasar-pasar ekspor alternatif seperti Afrika dalam jangka panjang bisa membuat performa ekspor kita lebih stabil dan lebih resilient, karena ekspor kita tidak bergantung pada segelintir negara tujuan ekspor dan segelintir komoditi ekspor," tegasnya. 

Perlu diketahui, penandatanganan perjanjian IM-PTA dilakukan oleh Menteri Perdagangan RI, Enggartiasto Lukita serta Menteri Perindustrian dan Perdagangan Mozambik, Ragendra Berta de Sousa di Maputo, Mozambik, Selasa 27 Agustus 2019. 

Penandatanganan dilakukan disela pameran dagang terbesar di Mozambik, the 55th International Trade Fair - FACIM 2019.

Penandatanganan IM-PTA hari ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Presiden, Joko Widodo untuk meningkatkan akses pasar ke pasar non-tradisional dalam rangka mendorong ekspor.

Data Kementerian Perdagangan menyebutkan bahwa Mozambik merupakan negara tujuan ekspor ke-17 Indonesia. Total perdagangan dua negara pada 2018, sebesar US$91,88 juta dengan rincian ekspor Indonesia sebesar US$61,4 juta dan impor sebesar US$30,5 juta sehingga surplus US$30,9 juta.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya