Sudah 13.427 Barel Tumpahan Minyak di Perairan Karawang Terkumpul
- Istimewa
VIVA – PT Pertamina Hulu Energy menyatakan, hingga 25 Agustus 2019, sebanyak 13.427 barel tumpahan minyak di perairan Karawang, berhasil dikumpulkan, setelah sumur minyak YYA-I Blok Offshore North West Java/ONWJ mengalami kebocoran pada 12 Juli 2019.
Incident Commander Proyek YYA I, Taufik Adityawarman mengatakan, rata-rata harian minyak yang berhasil dikumpulkan adalah sebanyak 600-700 barel per hari. Puncak pengumpulan minyak terbanyak, terjadi pada 24 Agustus, yakni berada di kisaran 1.000 barel per hari.
"Hasil tangkapan kawan-kawan di offshore, sampai dengan 25 Agustus, dalam barel volume itu kira-kira kisaran 600-700, puncaknya 1.000 barel kita tangkap. Kumulatif sudah 13.427 yang dari offshore," kata dia di PHE Tower, Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019.
Dia mengatakan, bocornya minyak tersebut hingga saat ini belum juga mampu ditangani. Sebab, satu-satunya cara adalah dengan melakukan relief well yang membutuhkan waktu cukup lama. Saat ini, proses pengeboran sumur untuk menutup tumpahan minyak tersebut baru mencapai 6.936 kaki dari target 9.000 kaki.
"Saat ini, per tadi pagi baru 6.936 feet, sehingga masih ada proses untuk menuju ke sana. Saat ini, ada beberapa rencana optimistik, realistik, dan pesimistik. Kalau semua berjalan lancar sesuai rencana sebelum 8 Oktober, sumur akan kita tutup," tegas dia.
Dengan adanya tumpahan tersebut, Taufik mengaku belum bisa merincikan jumlah kerugian yang ditanggung Pertamina akibat kondisi tersebut. Namun, sebagai mana diketahui, proyek tersebut direncanakan mulai produksi pada September tahun ini dan diperkirakan menyumbang tambahan produksi minyak 4.065 barel per hari dan gas 25,5 juta kaki kubik per hari.
"Tapi poinnya, semaksimal mungkin yang keluar sumur kita tampung di offshore, supaya dampak di onshore bisa kita minimalkan. 8 Oktober realistik kawan-kawan drilling itu untuk kill well," ungkap dia.