Pertamina Gunakan Tenaga Kerja Asing Tangani Tumpahan Minyak
- VIVA/Arrijal Rachman
VIVA – PT Pertamina Hulu Energy membenarkan bahwa penanganan tumpahan minyak di sumur YYA-1 Blok Offshore North West Java (ONWJ), perairan Karawang, telah melibatkan banyak tenaga kerja asing, karena keterbatasan sumber tenaga dari dalam negeri.
Incident Commander Proyek YYA I, Taufik Adityawarman mengungkapkan pihak luar tersebut. Meski demikian, dia memastikan bahwa penggunaan tenaga kerja asing itu dilakukan semata untuk mempercepat penanganan kasus tumpahan minyak tersebut. Sebab, diperkirakan telah memberikan dampak luas ke tujuh kabupaten kota dari Karawang hingga Cilegon.
"Bahwa segala daya dan upaya kita akan kerahkan untuk bisa percepat proses spill combating atau pemulihan tersebut. Adanya tenaga luar negeri benar ada," tutur Taufik di PHE Tower, Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019.
Taufik menambahkan, penggunaan tenaga kerja asing tersebut sudah dikomunikasikan terhadap pihak-pihak terkait, yakni Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas maupun Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan.
"Sebelum kita jalankan sudah kita komunikasikan kalau di dalam negeri sudah tidak tersedia. Kita komunikasikan di SKK Migas dan Ditjen Hubla kita mendapatkan, kalau saya tidak bisa bilang izin, tapi upaya yang telah kita buat," ujarnya.
Meski begitu, dia tidak menyebutkan secara rinci jumlah tenaga kerja asing yang digunakan, maupun berasal dari negara atau perusahaan apa. Dia memastikan tenaga kerja asing telah diperoleh dari berbagai tempat yang berada di kawasan terdekat Indonesia.
"Di regional tenaga kerja ini mungkin sudah dari mana-mana. Saya dengan tim bahwa apa pun yang kita bisa lakukan percepat spill combating, Alhamdulillah semakin ke sini kita bisa memulihkan minyak lepas pantai semakin banyak," kata Taufik.
Sebelumnya, diinformasikan bahwa Pertamina merencanakan akan menggunakan peralatan dan jasa tenaga kerja asing untuk menangani kasus tumpahan minyak PHE ONWJ.
Perusahaan asing yang diundang masuk adalah Oil Spill Response Limited (OSRL) Singapura yang digandeng oleh PT Elnusa Tbk, yakni sebuah perusahaan bidang jasa pengeboran, dan perawatan sumur minyak.