Dibanding Subsidi, Masyarakat Lebih Butuh Bunga Flat untuk KPR
- ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah
VIVA – Mantan Menteri Perumahan Rakyat era Kabinet Indonesia Bersatu II, Soeharso Monoarfa menekankan, skema pembiayaan perumahan bagi masyarakat, khususnya masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR, harus dibuat lebih ramah dan terjangkau oleh pemerintah.
Salah satunya adalah dengan memberikan kepastian kebijakan bunga kredit perumahan yang flat di sepanjang tenor yang disepakati, daripada memberikan terlalu banyak subsidi untuk program perumahan tersebut.
"Masyarakat itu, sebenarnya cuma mau suku bunga yang pasti secara jangka panjang. Jadi, mereka itu ingin ada jaminan bahwa bunga kredit itu tidak berubah-ubah," kata Suharso di Kantor Kementerian PUPR, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin 26 Agustus 2019.
Suharso meyakini bahwa mekanisme suku bunga flat bagi kredit pembiayaan perumahan itu juga akan lebih efektif dalam meningkatkan daya beli masyarakat.
"Kalau masyarakat menginginkan kepastian pembayaran, maka seharusnya bunga kredit itu tidak cuma flat dalam dua atau tiga tahun. Apalagi, suku bunga kredit rumah itu jarang sekali turun, yang ada naik terus," kata Suharso.
Selain dari sisi pemerintah, lanjut Suharso, pihak perbankan pun harus mempermudah skema pembiayaan perumahan bagi masyarakat. Salah satunya adalah dengan membebaskan para konsumen kredit perumahan dari hal-hal yang memberatkan, seperti misalnya pengenaan denda atau penalti bagi mereka.
"Sejak awal, sudah bisa dilihat apakah orang itu tepat untuk diberikan pembiayaan. Jadi, kalau di tengah jalan kesulitan, ya jangan langsung diberi penalti," ujarnya. (asp)