Gojek Sumbang Rp9,9 Triliun ke Perekonomian Nasional
- REUTERS/Beawiharta
VIVA – Kehadiran penyedia layanan transportasi daring, Gojek berdampak pada perekonomian nasional secara makro maupun mikro.
Riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia dengan topik Dampak Gojek terhadap Perekonomian Indonesia, yang dipublikasikan Kamis 22 Maret 2018, menunjukkan, layanan besutan Nadiem Makarim ini berkontribusi Rp8,2 triliun per tahun untuk perekonomian nasional. Kontribusi ini dihasilkan dari penghasilan mitra pengemudi roda dua Gojek.
Kontribusi besar juga ditunjukkan mitra Gofood. Riset menunjukkan, penghasilan mitra UMKM ini diperkirakan memberi tambahan Rp1,7 triliun ke perekonomian nasional per tahun. Jika ditotal, kontribusi Gojek ke perekonomian nasional dari dua kategori itu, yakni Rp9,9 triliun.
Sedangkan 89 persen konsumen Gojek dalam riset mengaku keberadaan layanan transportasi daring itu berdampak positif bagi masyarakat secara umum.
Jika Gojek berhenti beroperasi, 78 persen konsumen mengatakan pemberhentian itu akan berdampak buruk bagi masyarakat.
Riset juga menunjukkan Gojek mengurangi tekanan pengangguran dengan memperluas kesempatan kerja. Hal itu ditunjukkan dengan statistik 77 persen mitra pengemudi berusia 20-39 tahun, 15 persen mitra pengemudi lulusan perguruan tinggi/sekolah tinggi, 83 persen mitra pengemudi punya tingkat pendidikan SMP-SMA sederajat dan 78 persen mitra pengemudi punya tanggungan.
Riset ini dilakukan pada periode Oktober sampai Desember 2017 dan melibatkan lebih dari 7.500 responden dari pengemudi Gojek roda dua, mitra UMKM, serta konsumen di sembilan wilayah, yaitu Bandung, Bali, Balikpapan, Jabodetabek, DIY Yogyakarta, Makassar, Medan, Palembang, dan Surabaya.