Gara-gara E-Commerce, Sedihnya Kini Toko Ritel
- ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
VIVA – Saat ini banyak brand smartphone yang memanfaatkan platform e-commerce untuk menjual perdana produk mereka. Beberapa vendor yang memakai cara ini Oppo, Advan, Nokia sampai Xiaomi.
Smartphone anyar Oppo A83 di JD.ID pada akhir Januari lalu. Lalu ada Advan G2 dijual di dua toko online sekaligus, Shopee dan Lazada. Sedangkan Lazada menjadi tempat Nokia 8 dan Redmi 5 dijual perdana. Sedangkan perusahaan lokal SPC menjual L53 nya di situs Shopee.
Biasanya, vendor smartphone ini menggelar flash sale di situs e-commerce beberapa waktu sebelum meluncurkan produk anyar mereka di toko retail. Toko ritel menjadi anak tiri.
Tren menjual smartphone baru di platform online itu berdampak pada penjualan di toko tradisional. Salah satu penjual smartphone di ITC Roxy Mas, Rudi mengatakan, penjualan e-commerce berpengaruh pada toko tradisional. Sebelum platform e-commerce bermunculan, penjual smartphone toko ritel bisa menjadi pihak pertama yang menjual produk-produk ponsel terbaru.
"Kami jadi enggak jadi pertama yang ngejual produk tapi e-commerce duluan," ujarnya pada VIVA di Jakarta, Jumat 2 Maret 2018.
Ia menuturkan, distributor yang biasanya mengirimkan barangnya ke toko-toko tradisional sekarang juga harus ke e-commerce, malah mendahului pengiriman ke toko ritel.
"Kalau di pasaran ada, di-launching (dijual lewat e-commerce) sama aja bohong," kata dia.
Penjualan lewat e-commerce ini membuat para penjual di toko ritel berusaha membeli produk-produk tersebut lewat flash sale. Rudi mengaku beberapa kali tokonya harus membeli produk smartphone dari mereka yang berhasil beli di e-commerce.
Perbedaan harga barang juga menjadi masalah lainnya. Redmi 5A misalnya, Lazada menjual produk ini sekitar Rp1,3 jutaan sedangkan toko retail menjual Rp 400 ribu hingga Rp 500 ribu lebih tinggi. Ketersediaan barang juga membuat produk ini sempat langka dan harganya menjadi melambung tinggi.
Selvy, salah satu penjual smartphone, menyatakan beberapa penjual ada yang menahan produk tersebut sambil menunggu harganya menjadi lebih mahal lagi.
"Tokonya tuh nahan. Sampai harga naik stabil, baru di jual," jelasnya.