Aplikasi Mobile Banking Bisa Dikloning, Cek Tips Amannya

Ilustrasi mobile banking.
Sumber :
  • www.pixabay.com/rawpixel

VIVA – Konsumen di seluruh dunia yang menggunakan aplikasi mobile banking memiliki risiko lebih besar untuk ditipu oleh penjahat siber dan menjadi korban pencurian mobile banking

Berdasarkan penelitian global terbaru dari penyedia produk keamanan digital, Avast, terhadap hampir 40.000 konsumen di Spanyol dan sebelas negara lain di seluruh dunia untuk membandingkan keaslian aplikasi antarmuka perbankan resmi dan palsu.
 
Dalam keterangan tertulisnya, Kamis 1 Maret 2018, hasil penelitian itu menunjukkan secara global, 58 persen responden mengidentifikasi aplikasi antarmuka mobile banking resmi sebagai penipuan (antarmuka palsu), sementara 36 persen telah salah dan menganggap aplikasi antarmuka palsu itu sebagai yang asli.  Di Spanyol, hasilnya serupa; masing-masing 67 persen dan 27 persen, dan 40 persen serta 42 persen di AS.

Temuan ini menunjukkan keahlian penjahat siber menyalin antarmuka yang bisa mengelabui dan memata-matai pengguna, mengumpulkan rincian bank login mereka, dan mencuri uang pengguna.


 

Beberapa bulan terakhir, Avast telah mendeteksi sejumlah
trojan mobile banking
dengan ancaman privasi dan keamanan yang sedang meningkat. Bank-bank yang ditargetkan oleh penjahat dunia maya dan di bawah sorotan survei ini termasuk Citibank, Wells Fargo, Santander, HSBC, ING, Chase, Bank of Scotland dan Sberbank.

Meskipun memiliki tindakan pengamanan dan pengamanan yang ketat, basis pelanggan besar yang dimiliki oleh masing-masing bank membuat target menarik bagi penjahat siber untuk mengembangkan aplikasi palsu yang dapat meniru/mirip dengan aplikasi resmi bank tersebut.

Selain itu Avast mengingatkan pengguna untuk hati-hati saat mengakses aplikasi mobile banking di pusat aplikasi. Tahun lalu, trojan BankBot ditemukan di Google Play. Trojan ini bersembunyi di dalam aplikasi flashlight dan Solitaire.

"Kami melihat peningkatan yang stabil dalam jumlah aplikasi berbahaya untuk perangkat Android yang mampu melewati pemeriksaan keamanan di toko aplikasi populer dan masuk ke ponsel konsumen. Seringkali, mereka muncul sebagai aplikasi game dan gaya hidup dan menggunakan taktik rekayasa sosial untuk mengelabui pengguna agar mengunduhnya," jelas Wakil Presiden Senior dan General Manager Mobile Avast, Gagan Singh.

Ilustrasi Google Play Store.

Tips penting

Profil Indodax, Platform Trading Didirikan Dua Sahabat hingga Catat Transaksi Bulanan Rp 2 T

Tingkat kepercayaan yang tinggi pengguna atas pusat aplikasi resmi dimanfaatkan oleh penjahat siber. Untuk itu, Gagan Singh, menyarankan kewaspadaan ekstra pengguna. Berikut tips untuk menghadapai ancaman trojan mobile banking

1. Pertama pastikan dan konfirmasi aplikasi perbankan yang pengguna pakai adalah versi terverifikasi

Indodax Diduga Kebobolan, Kerugian Disebut Capai Rp 335 Miliar

2. Jika antarmuka terlihat asing atau tidak pada tempatnya, periksa kembali dengan tim layanan pelanggan perbankan

3. Gunakan autentifikasi dua faktor jika tersedia

Acer TravelMate P6 14 AI Punya Fitur Penangkal Hacker

4. Pastikan pengguna punya antivirus kuat untuk Android untuk melindungi dari perampokan uang.


 

MOU Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) dengan Nigella Group (Doc: Istimewa)

Indonesia-Turki Kerja Sama untuk 'Tangkis' Serangan Hacker

Perkembangan Pesat Teknologi, Perusahaan Turki ini Sebut Blockchain Bisa 'Tangkis' Seranga

img_title
VIVA.co.id
2 November 2024