Astra Raih Laba Rp18,9 Triliun
- Astra International
VIVA – PT Astra International Tbk mencatatkan pendapatan bersih tahun buku 2017 meningkat 14 persen menjadi Rp206,1 triliun dibandingkan 2016. Laba bersih konsolidasi grup pun meningkat 25 persen menjadi Rp18,9 triliun.
Kinerja Grup Astra mendapatkan keuntungan signifikan dari kembalinya profitabilitas PT Bank Permata Tbk. Dan keuntungan dari bisnis alat berat dan pertambangan karena naiknya harga komoditas secara berkelanjutan, yang juga berdampak positif terhadap kinerja usaha divisi agrobisnis.
“Grup Astra diharapkan dapat terus diuntungkan dari membaiknya kondisi ekonomi serta stabilnya harga komoditas, meskipun persaingan di pasar mobil akan terus meningkat,” ujar Presiden Direktur Astra International, Prijono Sugiarto, dikutip dari keterangan resminya, Selasa 27 Februari 2018.
Kontribusi dari bisnis otomotif menurun, dijelaskan Prijono, akibat meningkatnya persaingan di pasar mobil, yang secara keseluruhan tidak menunjukkan pertumbuhan. Sementara itu, kinerja operasional bisnis sepeda motor cukup stabil di tengah menurunnya pasar motor secara keseluruhan.
Utang bersih di perusahaan induk, Astra International mencapai Rp9,2 triliun pada akhir 2017, meningkat dibandingkan pada akhir 2016 sebesar Rp7,1 triliun. Sementara itu, anak perusahaan grup jasa keuangan mencatat utang bersih Rp46,1 triliun pada akhir 2017, dibandingkan dengan Rp47,7 triliun pada akhir 2016.
Terkait dengan dividen, perusahaan akan mengusulkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada April mendatang sebesar Rp130 per saham. Lebih rendah dari 2016 sebesar Rp133 per saham.
Usulan dividen final tersebut bersama dengan dividen interim Rp55 per saham sama dengan 2016. Kondisi itu menjadikan dividen total pada 2017 menjadi Rp185 per saham (pada 2016, Rp168 per saham).
"Dividen final yang diusulkan tersebut berdasarkan pertimbangan meningkatnya utang pada level perusahaan induk Astra International dan rencana investasi lainnya di masa mendatang," ujarnya.