Pekerjaan yang Tak Akan Hilang Ditelan Teknologi

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro.
Sumber :
  • dok.Bappenas

VIVA – Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, akan banyak pekerjaan yang hilang dan digantikan oleh mesin di saat perkembangan teknologi semakin canggih. 

Ketua Umum Kadin Anindya Bakrie Ungkap 3 Market Masa Depan Indonesia

Jumlah peluang kerja baru pun di era digital, disebutkan akan terkikis di sektor-sektor tertentu. Namun, dia menekankan, masih ada profesi yang akan tahan terhadap perubahan teknologi di masa depan.

Dia menjabarkan, di sektor konstruksi misalnya, yaitu profesi arsitek, manajer konstruksi, teknisi pengawas, hingga pekerja konstruksi akan tetap ada di era digital. 

Mengawal Pengembangan Talenta Digital

"Karena tidak mungkin, yang mengerjakan jalan itu robot. Ini sektor ini masih butuh orang," kata Bambang di Jakarta, Rabu 21 Februari 2018.

Lebih lanjut, dia mengatakan, untuk tenaga pengajar seperti guru dan dosen juga merupakan profesi yang tetap diperlukan. Meskipun saat ini sudah ada teknologi di universitas, belajar dengan jarak jauh. 

Anindya Bakrie Ungkap Potensi Indonesia Jadi Pemain Utama Energi Hijau dan Ekonomi Digital di Dunia

"Tetap beda rasanya mendengarkan kuliah lewat televisi, video conference dibanding dengan mendengarkan kuliah langsung dari orangnya," sambung dia. 

Sedangkan untuk bidang kesehatan, ditegaskan Bambang, dokter masih belum bisa digantikan oleh teknologi. Termasuk, di dalamnya perawat, ahli farmasi dan tenaga medis.

"Kemudianm untuk level manajer tentu tetap diperlukan apakah manajer keuangan dan lainnya. Untuk profesional adalah teknik, ahli matematika tetap diperlukan," kata dia. 

Pada 2045, Bambang mengungkapkan, jumlah angkatan kerja Indonesia akan mencapai 172 juta jiwa. Saat itu lah, sumber daya manusia di Indonesia harus diri menghadapi era ekonomi digital dan canggihnya perkembangan teknologi, sehingga tidak makin banyak pengangguran.

"Dan apapunm mudah-mudahan 172 juta orang angkatan tenaga kerja Indonesia di 2045 itu akan bisa atasi digitalisasi ini," tutur dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya