Uber Dijual ke Grab, Itu Spekulasi

Ilustrasi Layanan taksi berbasis aplikasi online, Uber.
Sumber :
  • Reuters/Kai Pfaffenbach

VIVA – Uber menanggapi kabar menjual unit bisnisnya ke Grab. Perusahaan berbagi tumpangan atau ride sharing daring itu menegaskan, kabar tersebut liar dan Uber memilih tidak mengonfirmasi kabar tersebut. 

Beruntungnya Pengguna Telkomsel, Cuma dengan Nomor HP dapat Diskon Hotel dan Tiket Pesawat

"Kami tidak mengomentari rumor dan spekulasi,” kata Juru bicara Uber dalam keterangannya dikutip dari Straitstimes, Minggu 18 Februari 2018.  

Menurut Reuters, tujuan penjualan itu adalah untuk membantu Uber menurunkan biaya persiapan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) tahun depan. Hal ini disampaikan dua orang sumber yang menolak disebutkan identitasnya, karena pembicaraan tersebut masih bersifat rahasia.

Biaya Amanda Manopo Pakai Ojol Selama Satu Tahun Bisa Beli Mobil Baru

Kabar Uber menjual unit bisnisnya ke Grab sejatinya sudah berhembus sejak lama. Pada Januari lalu, Uber bahkan sudah membantah langsung kabar penjualan tersebut.

Pada bulan lalu, Kepala Bisnis Uber untuk Asia Pasifik, Brooks Entwistle,  kepada Straitstimes menegaskan, tidak ada rencana perusahaannya untuk merampingkan unit bisnisnya. Dia menuturkan, Uber masih berkomitmen untuk memastikan pertumbuhan perusahaan secara efisien di beberapa pasar. 

Grab Hadirkan Fitur Baru untuk Keluarga

Ilustrasi Layanan taksi berbasis aplikasi online, Uber.

Bos Uber Asia Pasifik itu mengatakan, Uber tidak sedang mengalami konflik setelah menerima suntikan dana dari Softbank. Menurut spekulasi yang berkembang, Softbank akan menyatukan unit bisnis Uber ke Grab.

Kerja sama Uber dengan Grab juga dianggap akan memuluskan upaya Softbank untuk memperluas kontrolnya di pasar bisnis pemesanan transportasi online global. Bulan Januari lalu, Softbank membeli sekitar 15 persen saham Uber.

Uber saat itu mengklaim menguasai 95 persen pasar di bisnis tersebut ketika mengumumkan rencana mencari tambahan modal senilai lebih dari US$2,5 miliar atau setara Rp34 triliun dari Softbank, dan investor lainnya pada 2017.

Softbank tercatat juga menjadi pemegang saham di Grab, Didi, Ola di India, dan 99 di Brasil. Perusahaan ini sebelumnya juga menyatakan berminat memiliki saham Lyft, yang notabene merupakan kompetitor Uber di Amerika Serikat. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya